Ikan Buntal: Jenis, Racun, dan Kelayakan untuk Dikonsumsi
Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman hayati terbesar (mega biodiversity) kedua di dunia setelah Brazil. Mengutip laman Kementerian Kelautan dan Perikanan, negara dengan lautan seluas 3,25 juta km2 ini memiliki sekitar 400.000 jenis hewan dan ikan. Salah satu satwa air yang dimiliki adalah ikan buntal.
Ikan buntal dikenal dengan ciri khas perlindungan dirinya. Jika merasa terancam, ikan dengan nama lain puffer fish ini dapat mengembangkan tubuhnya dan mengeluarkan racun mematikan.
Fakta Ikan Buntal
Ikan dengan lebih dari 100 spesies ini dapat hidup di perairan asin maupun tawar. Ikan yang termasuk dalam famili Tetraodontidae ini tidak memiliki sisik dan mampu mengubah arah saat berenang, bahkan mampu berenang mundur.
Ikan buntal bisa tumbuh hingga 47 inci, bahkan panjang mereka diketahui bisa melebihi bayi buaya. Ikan dengan panjang tersebut banyak dijumpai di Afrika, Jepang, dan Australia.
Gigi ikan buntal sejatinya hanya berjumlah empat buah, dua di atas dan dua di bawah. Masing-masing gigi saling menyatu sehingga terlihat seperti gigi tikus.
Mengutip Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu Dan Keamanan Hasil Perikanan Kementerian KKP, berikut detail ikan buntal:
Nama/ Spesies | Ikan Buntal |
Nama Latin | Colomesus psittacus (Bloch & schneider, 1801) |
Kingdom | Animallia |
Phylum/ Divisi | Chordata |
Family | Tetraodontidae |
Genus | Diodon Holocanthus |
Patogen | Patogen buntal |
Nama Umum | Banded Pipefish, Banded Puffer, Parot Pufferfish |
Status di Indonesia | Sudah ada di Indonesia |
Penyebaran Daerah Asli | Pantai Paria (Atlantik) hingga Sungai Amazon di Brazil. |
Penyebaran Daerah Asing | Brazil, French Guiana, Guyana, Trinidad, Venezuela, dan Suriname. |
Karakter Khusus | Memiliki kemampuan untuk menggembungkan badannya sebagai pertahanan diri Terdapat duri-duri yang beracun pada tubuhnya Ikan kecil pemakan daging. |
Racun Ikan Buntal
Ketika merasa teracam, ikan yang cukup sering dijumpai di lautan ini akan mengembangkan diri hingga tiga kali lebih besar dari ukuran tubuhnya serta menonjolkan duri-duri, hal ini tentunya membuat predator kesulitan untuk memangsa ikan buntal.
Mengutip laman KKP, ikan buntal mengandung racun tetrodotoksin (TTX). Racun ini tidak terdegradasi oleh proses pemasakan. Hingga saat ini, bahan kimia yang 100 kali lebih beracun dari sianida ini belum ada penawarnya.
Racun TTX pada ikan buntal betina lebih tinggi daripada jantan. Sebab di ovarium ikan buntal terkandung TTX lebih banyak dibandingkan dengan testis ikan.
Ikan buntal bisa mengeluarkan racun dalam hatinya yang bisa menewaskan 30 orang dewasa. Adapun gejala yang dialami ketika terkena racun buntal, di antaranya pusing, mati rasa, kelumpuhan otot, hingga gagal jantung yang berujung kematian.
Jenis Ikan Buntal dan Harganya
1. Mbu Puffer
Ikan eksotis dari keluarga ikan buntal ini dapat tumbuh hingga 80 cm. Seperti semua kerabatnya, Mbu Puffer bisa mengembang sendiri dengan air atau udara saat stres atau ketakutan. Di pasaran, ikan ini dijual hingga puluhan juta.
Ikan ini menyantap ikan kecil, moluska, krustasea, dan siput. Spesies ini membutuhkan makanan yang bervariasi yang terdiri dari makanan yang dikupas guna membantu menjaga kesehatannya dan mencegah pertumbuhan gigi yang berlebihan.
2. Ikan buntal mini
Ikan buntal mini atau Mini Puffer Green Spotted memiliki ukuran mungil sehingga cocok untuk diperlihara di akuarium. Ikan yang hanya dapat tumbuh hingga 15 cm ini sering memangsa siput cangkang kecil hingga cacing beku. Ikan buntal mini dijual dengan harga yang cukup murah, yakni Rp20.000.
3. Fahaka Puffer
Ikan buntal air tawar ini cukup populer di kalangan kolektor ikan hias dan banyak ditemukan di pasaran. Namun, jika berminat memelihara Fahaka Puffer, pastikan untuk menyediakan akuarium dengan ukuran yang cukup besar, sebab ikan ini bisa tumbuh hingga 45 cm.Ikan buntal Fahaka Puffer dijual mulai dari Rp50.000 per ekornya.
4. Congo Puffer
Ikan yang cukup langka ini dapat berubah warna menjadi coklat, merah, hingga warna pucat. Keunikan tersebut membuatnya dibanderol dengan harga yang cukup mahal, yaitu mulai dari Rp1 juta per ekornya.
Apakah Ikan Buntal Bisa Dikonsumsi?
Mengutip Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan, ikan buntal secara umum dipercayai sebagai vertebrata paling beracun kedua di dunia setelah katak racun emas. Racun TTX ikan buntal dapat mematikan saluran sodium di sistem saraf.
Berdasarkan hasil analisis, kematian dapat terjadi pada asupan sebanyak 25 mg secara oral pada manusia dengan asumsi berat badan 75 kg. Racun ini akan bereaksi pada korban hanya dalam kurun waktu kurang dari setengah jam.
Meski mematikan, di sejumlah negara, seperti Jepang, Korea, dan Tiongkok, beberapa spesies ikan buntal dijadikan sebagai hidangan yang disiapkan oleh juru masak profesional dan bersertifikat khusus. Juru masak ini mengetahui bagian tubuh mana yang aman dikonsumsi dan seberapa banyak kadarnya.
Meski begitu, di Jepang setidaknya terdapat 5-10 kasus keracunan per tahunnya akibat mengonsumsi ikan buntal dan sebagian korban yang mengalami keracunan tersebut tidak dapat diselamatkan.
Dengan potensi racun yang ada di ikan buntal, mengolah ikan ini tidak direkomendasikan untuk dilakukan masyarakat yang pada umumnya tidak memiliki keahlian teknik mengolah hewan dengan nama lain ikan buntek ini.
Satu-satunya pertolongan terhadap korban keracunan ikan buntal adalah dengan mendapat perawatan medis di rumah sakit. Dokter akan memberikan beberapa penanganan, seperti memberikan oksigen melalui alat bantu pernapasan, melakukan prosedur pengosongan lambung, memberikan cairan atau tablet yang aktif membersihkan lambung, hingga melakukan cuci darah.