Mengenal Tari Legong Sebagai Kekayaan Budaya Bali dan Penuh FIlosofi

Image title
2 Desember 2021, 17:44
Sejumlah seniman menampilkan tari Legong Keraton Lasem dalam Festival Legong Keraton Lasem VI di Puri Agung Denpasar, Bali, Sabtu (22/2/2020). Kegiatan yang diikuti 156 penari tersebut merupakan rangkaian HUT ke-232 Kota Denpasar dalam upaya pelestarian b
ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Sejumlah seniman menampilkan tari Legong Keraton Lasem dalam Festival Legong Keraton Lasem VI di Puri Agung Denpasar, Bali, Sabtu (22/2/2020). Kegiatan yang diikuti 156 penari tersebut merupakan rangkaian HUT ke-232 Kota Denpasar dalam upaya pelestarian budaya Bali.

Prinsip semboyan Bhineka Tungal Ika bukan hanya sekadar kumpulan kata. Namun pegangan hidup yang berarti “Berbeda-beda tetapi tetap satu” ini terealisasi dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya yang terjadi pada seni tari.

Keberadaan seni tari merupakan salah satu budaya yang dihasilkan dari pemikiran dan interaksi antar mansuia di Indonesia. Selain menyuguhkan keindahan dari lenggak lenggok badan, namun juga makna dari setiap gerakan.

Advertisement

Untuk melihat keberagaman tersebut dapat disaksikan di Pulau Dewata atau Bali. Tarian Bali ini memiliki keunikan karena tidak selalu bergantung pada alur cerita. Tujuan utama penari Bali adalah untuk menarikan tiap tahap gerakan dan rangkaian dengan ekspresi penuh.

Kecantikan tari Bali tampak pada gerakan-gerakan yang abstrak dan indah. Tari-tari Bali yang paling dikenal antara lain Pendet, Gambuh, Baris, Sanghyang dan Legong.

Salah satu dari tarian dari Pulau Bali yang masyhur ada satu tarian yang belum banyak dikenali oleh masyarakat yaitu tari Legong. Berikut penjelesannya yang dikutip dari Ensiklopedia Mini : Tari-tarian Nusantara karya Rizky Utami.

Sejarah dan Asal-Usul Tari Legong

Tari Legong yang merupakan salah satu bagian dari kelompok tarian klasik Bali yang memiliki perbendaharaan gerak yang sangat kompleks yang terikat dengan struktur tabuh pengiring yang konon merupakan pengaruh dari gambuh.

Secara linguistik, kata Legong berasal dari kata "leg" yang artinya gerak tari yang luwes atau lentur dan "gong" yang artinya gamelan. "Legong" dengan demikian mengandung arti gerak tari yang terikat (terutama aksentuasinya) oleh gamelan yang mengiringinya. Gamelan yang dipakai mengiringi tari legong dinamakan Gamelan Semar Pagulingan.

Dalam perkembangannya tarian legong banyak dilaksanakan di keraton-keraton Bali pada abad ke-19. Namun proses kemunculannya diarsiteki dan diawali dari seorang pangeran dari Sukawati yang dalam keadaan sakit keras bermimpi melihat dua gadis menari dengan lemah gemulai diiringi gamelan yang indah. Ketika sang pangeran pulih dari sakitnya, mimpinya itu dituangkan dalam tarian dengan gamelan lengkap.

Hingga saat ini tarian Legong mulai dilestarikan salah satunya syarat penarinya yang merupakan dua orang gadis yang belum mendapat menstruasi, ditarikan di bawah sinar bulan purnama di halaman keraton.

Kedua penari ini, disebut legong, selalu dilengkapi dengan kipas sebagai alat bantu. Pada beberapa tari legong terdapat seorang penari tambahan, disebut condong, yang tidak dilengkapi dengan kipas. Dalam struktur tariannya terdiri atas papeson, pangawak, pengecet, dan pakaad.

Seperti perjalanan seni tari dan kebudayaan lainnya, Legong sempat kehilangan popularitas di awal abad ke-20 oleh maraknya bentuk tari kebyar dari bagian utara Bali. Usaha-usaha revitalisasi baru dimulai sejak akhir tahun 1960-an, dengan menggali kembali dokumen lama untuk rekonstruksi.

Halaman:
Editor: Safrezi
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement