Dampak Tsunami yang Berpengaruh Terhadap Manusia dan Lingkungan
Gelombang Tsunami merupakan salah satu peristiwa yang memiliki dampak yang sangat besar. Risiko dari tsunami dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menarik untuk diketahui.
Dampak tsunami dapat muncul dan berpengaruh terhadap kesehatan hingga nyawa manusia. Selain itu, dampak signifikan juga muncul dan menyasar terhadap lingkungan.
Dampak tsunami ini bisa berbeda-beda tergantung pada sifat dan tingkat bahaya yang disebabkannya, karakteristik garis pantai, dan tingkat keterpaparan serta faktor risiko yang mempengaruhi manusia dan lingkungan yang dibangun. Dampak yang ditimbulkan gelombang tersebut terkadang terjadi pada komponen bangunan seperti jendela, pintu interior atau eksterior, dinding interior atau eksterior, rangka dinding, kerusakan pondasi bangunan dan lain sebagainya.
Pada beberapa kejadian, tsunami dapat menyebabkan seluruh bangunan menjadi runtuh. Untuk mengetahui dampak tsunami secara lebih rinci, simak penjelasan berikut.
Dampak Tsunami Terhadap Manusia dan Lingkungannya
Seperti dampak bencana alam pada umumnya, dampak tsunami juga dapat dikategorikan menjadi dampak nyata dan tidak nyata serta dampak langsung dan tidak langsung. Efek langsung mengacu pada dampak gelombang pada bangunan dan situs arkeologi.
Dampak tidak langsung merujuk pada akibat yang timbul dari peristiwa tersebut, seperti jatuhnya perekonomian, terganggunya transportasi dan telekomunikasi, dan sebagainya. Istilah kerusakan dan kerugian mempunyai arti yang sama dengan dampak langsung dan tidak langsung. Berkaitan dengan itu, berikut beberapa dampak yang disebabkan oleh tsunami:
1. Penyakit
Gelombang tsunami menyebabkan surutnya air dan memberikan dampak pada kerusakan infrastruktur seperti instalasi pembuangan limbah dan infrastruktur air bersih yang digunakan untuk konsumsi manusia.
Tsunami mengakibatkan banjir dan terjadinya pencemaran air. Hal inilah yang menjadi faktor penyebab tsunami dapat berdampak berupa munculnya penyakit.
2. Radiasi
Tsunami juga dapat menyebabkan radiasi. Contohnya adalah peristiwa tsunami di Jepang pada Maret 2011. Melansir dari bapeten.go.id, peristiwa tsunami tersebut menimbulkan rusaknya empat buah reaktor nuklir di fasilitas nuklir Fukushima.
Akibatnya, beberapa wilayah terdampak radiasi akibat pencemaran dan evakuasi massal harus dilakukan untuk menghindari dampak yang lebih luas lagi. Hal tersebut dikarenakan radiasi dapat berlangsung dalam jangka waktu yang sangat lama dan membahayakan bagi manusia, hewan, tumbuhan, dan makhluk non hidup.
Bagi makhluk hidup, radiasi dapat menyebabkan hilangnya elektron oleh molekul mempengaruhi struktur DNA (menentukan cacat lahir). Bahkan, nuklir juga menyebabkan kanker dan bahkan kematian.
3. Angka Kematian yang Tinggi
Jangka waktu yang terdapat pada suatu peristiwa seperti gempa bumi dan munculnya gelombang tsunami sangat terbatas. Bahkan, proses evakuasi sejak pertama kali muncul peringatan terjadinya tsunami, belum pasti dapat terselesaikan sebelum tsunami datang.
Oleh karena itu, kita hanya akan memiliki sedikit waktu untuk menyelamatkan diri. Bahkan, bagi orang-orang yang tinggal di pesisir khususnya, tsunami dapat menyebabkan kematian seketika karena para penduduk pesisir tidak memiliki waktu untuk melakukan pemetaan perencanaan evakuasi.
Tingginya angka kematian akibat tsunami paling banyak disebabkan karena tenggelam dalam gelombang air laut. Faktor lainnya, seperti terjebak di reruntuhan, terluka, dan lain sebagainya.
4. Dampak Terhadap Lingkungan Secara Umum
Selain menghancurkan kehidupan, tsunami juga mempunyai dampak buruk terhadap lingkungan. Beberapa di antaranya dapat menumbangkan pohon, merusak wadah bahan kimia, menghancurkan jaringan pipa, sehingga mengakibatkan kontaminasi lingkungan dengan minyak, asbes, limbah mentah, dioksida, dan polutan beracun lainnya.
Gelombang tsunami juga bisa mengubah topografi dasar laut. Tsunami menghanyutkan sedimen dasar laut dan merusak ekosistem dasar laut di dasar laut. Ekosistem tersebut sebagian besar adalah invertebrata seperti cacing, siput, dan krustasea yang melubangi sedimen dasar laut dan mencampurkannya.
Tsunami mengisi sumber air, seperti danau, sungai, waduk, dan akuifer dengan air asin sekaligus mencemari tanah. Banjir air laut akibat bencana tersebut menyebabkan kerusakan salinitas pada air tanah dan tanah di wilayah pesisir negara bagian tersebut, serta menyebabkan kerusakan akibat garam pada tanaman.
Garam yang disimpan mempengaruhi tanaman dengan menghambat kemampuan mereka untuk menyerap nutrisi dan air. Oleh karena itu, lahan pertanian tidak dapat digunakan untuk bercocok tanam dalam jangka waktu tertentu, sehingga berdampak pada lingkungan dalam jangka waktu yang lama.
Tsunami tidak hanya menghancurkan kehidupan manusia, tetapi juga menimbulkan dampak buruk terhadap serangga dan hewan. Mereka dapat mempengaruhi hewan dengan berbagai cara. Tsunami dapat menumbangkan pohon dan mengakibatkan banyak hewan mati mengenaskan di bawah pohon tumbang.
Tsunami juga dapat menimbulkan dampak buruk terhadap terumbu karang. Terumbu karang adalah struktur besar di bawah laut yang terdiri dari tulang-tulang invertebrata air kolonial yang dikenal sebagai karang. Terumbu karang disebut sebagai hutan hujan laut.
Ketika tsunami terjadi, gelombang air laut akan naik saat memasuki perairan dangkal dan menghantam terumbu karang. Kekuatan gelombang tsunami ini sendiri bisa menghancurkan terumbu karang.
Gelombang yang kembali ke laut akan memunculkan banyak puing-puing antara lain pohon, mobil, furnitur, lemari es, wadah beton, lumpur, dan sebagainya. Puing-puing yang berat ini akan kembali menghantam terumbu dengan kuat, menghancurkan terumbu karang yang lemah. Lumpur juga bisa menempel di karang sehingga membuatnya tertutup.