Rekor Penjualan Sukuk SR013 Tembus Rp 25 Triliun, Kalahkan ORI017
Penjualan produk investasi sukuk ritel seri 13 (SR013) pada hari penawaran terakhir, Rabu (23/9), sudah mencapai Rp 25,7 triliun berdasarkan data Investree. Capaian ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan penjualan obligasi negara ritel seri 17 (ORI017) yang senilai Rp 18,34 triliun pada periode Juni-Juli 2020.
Selama ini, ORI 017 memegang rekor Surat Berharga Negara (SBN) ritel dengan penjualan terbesar yang diperdagangkan secara online. Kini rekor tersebut direbut oleh sukuk ritel SR013. Penjualan SR013 juga sudah jauh melampaui SR012 yang terjual Rp 12,14 triliun.
SR013 yang diluncurkan pada 28 Agustus 2020 ini memiliki tingkat imbal hasil alias kupon tetap sebesar 6,05 % per tahun dengan tenor tiga tahun. Sementara ORI017 memiliki tingkat kupon yang lebih tinggi yaitu 6,4 % per tahun dengan tenor yang sama.
Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang merasa wajar penjualan SR013 lebih tinggi, meski dengan kupon yang lebih rendah. Tren suku bunga saat ini memang sedang turun. Selain itu, instrumen investasi ini dinilai lebih menarik dibandingkan dana yang hanya mengendap di bank.
"Ketimbang mereka taruh di bank yang mungkin nothing, mereka masuk ke instrumen keuangan seperti SR013 ini," kata Edwin kepada Katadata.co.id, Rabu (23/9).
Berdasarkan catatannya, dana yang diparkir di bank saat ini jumlahnya sangat besar. Bahkan ada kenaikan sebesar 15% penempatan dana di bank dengan nominal di atas Rp 500 juta. Otoritas Jasa Keuangan juga mencatat dana pihak ketiga yang dihimpun perbankan hingga Juli 2020, tumbuh 8,53 % dibanding periode sama tahun lalu.
Selain itu, investor juga tertarik karena ada peluang harga SR013 di pasar sekunder bisa naik seiring dengan ekonomi yang kembali pulih tahun depan, sejalan dengan tenor SR013 selama tiga tahun. "Mereka mau ambil instrumen keuangan yang memang langsung memberikan semacam yield," kata Edwin.
Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan investor cenderung menempatkan dana ke instrumen investasi yang minim risiko di tengah lesunya ekonomi, salah satunya deposito bank. Suku bunga rata-rata deposito bertenor 12 bulan ada di level 5,06 %.
Ternyata, bunga deposito lebih rendah dari kupon yang ditawarkan SR013. Sementara itu, jaminan atau underlying asset sukuk ini barang milik negara dan proyek APBN 2020 dengan akad ijarah berupa asset to be leased. "Karena SR013 dijamin pemerintah, otomatis risikonya mendekati 0%. Tentu ini menjadi salah satu perhatian pelaku pasar," kata Nico.
Jika dibandingkan dengan imbal hasil surat utang negara (SUN) bertenor tiga tahun, imbal hasil SR013 masih lebih tinggi. Ini menjadi perhatian pelaku pasar karena ada kompensasi, meski SR013 berbeda dengan konvensional, namun pemerintah memberikan spread yang lebih tinggi.
"Tentu ini menjadi tolok ukur. Pemerintah peduli kepada investor yang ritel karena jarak kupon dengan imbal hasil SUN tiga tahun tidak terlalu jauh," kata Nico.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman mengatakan, penerbitan SR013 sebagai diversifikasi instrumen pembiayaan APBN memperluas basis investor di pasar domestik dan mendukung pengembangan pasar keuangan syariah. Juga, dapat memperkuat pasar modal Indonesia dengan mendorong transformasi masyarakat yang berorientasi menabung menjadi berinvestasi.
"Kehadiran sukuk negara ritel dapat memberikan alternatif investasi yang aman bagi masyarakat, mendukung terwujudnya keuangan inklusif, serta memenuhi sebagian pembiayaan pembangunan berbagai proyek atau kegiatan APBN 2020," kata Luky dalam acara peluncuran SR013, Jumat (28/8).
Melalui SR013, pemerintah turut memberikan kesempatan kepada setiap Warga Negara Indonesia untuk berinvestasi sekaligus berpartisipasi dalam mendukung pembangunan nasional. SR013 merupakan sukuk negara tanpa warkat, dapat diperdagangkan di pasar sekunder per tanggal 11 Desember 2020, dan hanya dapat diperdagangkan antarinvestor domestik.
Underlying asset sukuk ini yaitu barang milik negara dan proyek APBN tahun 2020. Akad ijarah berupa asset to be leased. Pembayaran kupon akan dilakukan setiap tanggal 10 setiap bulannya.