Lima Soft Skill yang Wajib Dimiliki Pencari Kerja di Masa Pandemi

Sorta Tobing
28 Juli 2020, 07:30
Karyawan melakukan aktivitas di pusat perkantoran, kawasan SCBD, Jakarta, Senin (8/6/2020). Pekan kedua masa pembatasan sosial berskala berskala besar (PSBB) transisi, Pemprov DKI Jakarta mulai memperbolehkan karyawan di perkantoran kembali bekerja dengan
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/hp.
Ilustrasi aktivitas perkantoran di tengah pandemi corona. Data Kementerian Ketenagakerjaan dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja (BP Jamsostek) mencatat ada tiga juta tenaga kerja yang terdampak Covid-19.

Pandemi corona membuat banyak perusahaan harus memangkas jumlah tenaga kerja, bahkan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan. Data Kementerian Ketenagakerjaan dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja (BP Jamsostek) mencatat ada tiga juta tenaga kerja yang terdampak Covid-19 pada 1 April sampai 27 Mei 2020.

Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah sempat menyebut estimasi tambahan pengangguran dapat mencapai 2,92 juta hingga 5,23 juta orang pada tahun ini. “Kami berusaha menekan angka pengangguran tidak tembus dua digit,” katanya pada 18 Juni 2020 di Istana Merdeka, Jakarta.

Advertisement

Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan memproyeksikan angka pengangguran dan kemiskinan akan meningkat selama 2020. Pada perhitungan dasar (normal), tingkat pengangguran terbuka (TPT) diperkirakan sebesar 5,18%. Sedangkan tingkat kemiskinan sebesar 9,18%.

Untuk perhitungan berat, TPT diprediksi sebesar 7,33% dan kemiskinan 9,88%. Adapun pada perhitungan sangat berat, TPT mencapai 9,02% dan kemiskinan bisa tembus dua digit menjadi 10,98%, seperti terlihat pada grafik Databoks berikut ini.

Pandemi juga menimbulkan sederet masalah ketenagakerjaan. Lebih dari setengah atau 57,3% masalah yang muncul adalah terdampaknya pekerja formal dan informal. Mereka yang masuk dalam kelompok ini sebesar 1,75 juta tenaga kerja.

Tingkat pengangguran terbuka terbanyak, menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS), berasal dari lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK). Di bawahnya adalah sekolah menengah atas (SMA), diploma I/II/III, dan sekolah menengah pertama (SMP).  

Kondisi ini membuat pasar tenaga kerja semakin ketat. Perusahaan akan semakin selektif dalam memilih kandidat pekerja. Berbagai metode tes dilakukan untuk mendapatkan pekerja dengan kompetensi tinggi. Melansir dari Kumparan.com, soft skill saat ini juga menjadi pertimbangan perusahaan merekrut karyawan.

Soft skill adalah kemampuan perilaku yang dimiliki seseorang dalam mencapai karier pekerjaan dalam interaksi yang baik dengan lingkungan. Hal ini dapat tercapai dengan melakukan komunikasi, menyesuaikan diri, kerja sama, interaksi sosial, mengelola waktu, membangun jaringan, memecahkan masalah serta kemampuan interpersonal yang dapat meningkatkan kinerja dan tujuan organisasi.

Melansir dari Business Insider, LinkedIn merilis lima soft skill yang paling dibutuhkan perusahaan pada tahun ini.

Halaman Selanjutnya
Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement