Kena Banjir dan Longsor, Ini Sejarah Tambang Freeport di Papua

Dzulfiqar Fathur Rahman
13 Februari 2023, 14:23
Freeport, Freeport Indonesia, banjir di tambang Freeport
Arief Kamaludin | Katadata
Freeport Indonesia

PT Freeport Indonesia tengah menghentikan sementara aktivitas tambangnya akibat banjir dan longsor. Perusahaan saat ini menguasai deposit emas dan tembaga di Papua, yang merupakan salah satu yang terbesar di dunia.

Direktur Utama Freeport Indonesia Tony Wenas mengatakan, beberapa ruas jalan tambang juga mengalami kerusakan. Saat ini tim sedang memperbaiki kondisi tersebut. "Penambangan dan pengolahan dihentikan sementara untuk proses pemulihan," katanya, Minggu (12/2) dikutip dari Antara.

Banjir dan longsor menghantam Freeport Indonesia di Mile 74, Kecamatan Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua. Bencana ini terjadi menyusul hujan dengan curah tinggi pada Sabtu lalu. Sebanyak dua orang menjadi korban jiwa. 

Pendulang Jonius Mom dan Noni Kum meninggal usai terseret arus. Keduanya sedang melakukan pendulangan di Mile 72. Petugas telah menemukan jenazah mereka dan telah menyerahkannya ke keluarga mereka masing-masing.

Banjir di Tambang Freeport

Ini bukan yang pertama kali Freeport menghadapi curah hujan tinggi dan banjir. Kejadian serupa pernah terjadi pada Mei 2013. Ketika itu jalan masuk menujuk Mile 74 lonsor ketika aktivitas pertambangan sedang berjalan. 

Sebanyak lima orang menjadi korban dalam kejadian satu dekade lalu tersebut. Tak hanya itu, 32 pekerja sempat terjebak di bawah tanah. 

freeport.jpg
Freeport (KATADATA/)

Sejarah Freeport Indonesia

Freeport Indonesia memperoleh kontrak karya untuk 30 tahun pertama kali pada 1967. Perusahaan merupakan anak usaha dari Freeport-McMoran (FCX) yang berbasis di Amerika Serikat.

Di Indonesia, Freeport merupakan perusahaan pertama yang termasuk dalam skema penanaman modal asing alias PMA. Kehadirannya sekitar tiga bulans etelah Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang PMA berlaku di Tanah Air.  Momen ini juga menandai langkah pemerintahan Presiden Soeharto untuk membuka keran investasi asing langsung ke Indonesia.

Halaman:
Reporter: Dzulfiqar Fathur Rahman
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...