Mengenal Pasir Kuarsa, Bahan Baku Panel Surya Bakal Disetop Ekspornya

Amelia Yesidora
25 Juli 2023, 14:19
Ilustrasi penambangan pasir kuarsa.
123rf.com/Dmytro Tsykhmystro
Ilustrasi penambangan pasir kuarsa.

Pemerintah mempertimbangkan menutup ekspor pasir silika alias pasir kuarsa. Hal ini diucapkan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal alias BKPM Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Investasi, Jakarta, Jumat (21/7).

“Kita ingin ke depannya pasir kuarsa dikelola dan tidak menutup kemungkinan untuk melarang ekspornya juga,” kata Bahlil. “Ya terserah orang mau protes. Masa negara kita enggak boleh maju-maju.”

Komoditas tersebut saat ini gencar digunakan dalam ekosistem kendaraan listrik dan produk energi hijau lainnya. “Karena ke depannya dunia akan green energy, pasti membutuhkan ini (pasir kuarsa). Nah perusahaan Xinyi, terbesar di dunia. Dia mau menguasai market share dunia itu 20% lebih,” jelasnya. 

Sebagai informasi, Xinyi adalah perusahaan bidang industri kaca dan panel surya asal Cina. Mereka menyampaikan ketertarikannya berinvestasi di Tanah Air saat Bahlil berkunjung ke Cina pada 18 Juli lalu. 

Kunjungan Bahlil tersebut adalah tindak lanjut rencana investasi Xinyi Group di Kawasan Rempang eco-city di Batam, Kepulauan Riau. 

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo juga sudah meminta Kementerian Investasi untuk mencari investor di luar sektor nikel dan timah. Karena itu, pasir kuarsa dinilai punya potensi yang baik, karena cadangan pasir kuarsa Indonesia adala yang terbesar di dunia.

Selain itu, mineral tambang tersebut adalah bahan baku pembuatan kaca dan panel surya. Jokowi menghitung pasir kuarsa memiliki sekitar 60 ribu turunan yang bernilai tambah.

Layaknya komoditas mineral lain, pasir kuarsa dipakai pula dalam ekosistem kendaraan listrik. “Pada 2027 ekosistem electronic vehicle harus tuntas. Semua hilirisasi termasuk pasir kuarsa juga akan kita larang ekspornya, ” kata Presiden Jokowi di Istana Negra, Mei lalu.  

Bahlil ke Xin Yi Group
Kunjungan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia ke  Xinyi Group, Cina. (Kementerian Investasi)

Apa Itu Pasir Kuarsa?

Melansir buku Bahan Galian Industri, pasir kuarsa ialah pasir berwarna putih yang mengandung silikon dioksida. Endapan kuarsa ini berasal dari proses sedimentasi, sortasi, dan transportasi.

Sedimentasi adalah proses pengendapan material sementara sortasi adalah pemisahan. Dengan proses transportasi, tekstur pasir kuarsa menjadi lebih halus. 

Di alam, pasir kuarsa tidak muncul secara murni. Beberapa zat yang mungkin tercampur dalam pasir kuarsa seperti zirkon, gabungan mineral, magnetit, ilmenit, limonit, dan lainnya. 

Sifat pasir kuarsa adalahtembus cahaya sehingga bisa menjadi bahan baku kaca dan alat optik. Mineral ini dapat  dipakai untuk mengolah air bersih yang menghilangkan bau dan kekeruhan. Selain itu, batu kuarsa bisa digunakan untuk membuat keramik dan peralatan tahan api. 

Peluang Bisnis Pasir Kuarsa

Badan Pusat Statistik mencatat pada 2021 ada total 131 jumlah usaha galian, terdiri dari 18 galian berbadan hukum dan 113 galian rumah tangga. Angka ini meningkat drastis dari 2020 yang hanya 47 usaha, dari 17 galian berbadan hukum dan 30 galian rumah tangga.

Dari usaha galian tersebut Indonesia berhasil memproduksi 1,8 juta meter kubik pasir kuarsa pada 2020 yang memiliki nilai produksi Rp 165,7 miliar. Total produksi pun meningkat pada 2021 menjadi 2 juta meter kubik, sehingga nilai produksi menjadi Rp 203,3 miliar. 

Menurut Advisory Board Himpunan Penambang Kuarsa Indonesia alias HIPKI, Rezky Syahrir, permintaan terhadap pasir kuarsa Indonesia tahun ini meningkat dua tahun terakhir. Harganya pun naik signifikan. “Ini belum pernah terjadi di sejarah sebelumnya,” kata Rezky, dilansir dari CNBC Indonesia.

Rezky mengatakan kualitas pasir kuarsa di Indonesia untuk jenis high grade silica cukup kompetitif. Hal ini karena kandungan pasir kuarsa jenis high grade silica yang dihasilkan Indonesia punya kadar 99,5%.

Kompetitor lainnya adalah Australia, yang punya kadar high grade silica hingga 99,9%. “Tapi ini harganya sangat mahal, jadi dalam pasar global saya pikir Indonesia tidak terlalu rendah,” katanya. 

Reporter: Amelia Yesidora
Editor: Sorta Tobing

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...