Kisah Evergrande, Raksasa Properti Tiongkok yang Terjerat Utang Jumbo

Sorta Tobing
21 September 2021, 16:52
Evergrande, Tiongkok, Utang
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.
Ilustrasi. Kejatuhan pasar saham akibat krisis gagal bayar utang Evergrande.

Krisis utang Evergrande membuat resah pasar saham dan keuangan global. Perusahaan properti raksasa asal Tiongkok ini diperkirakan akan gagal bayar bunga dan utang-utangnya.

Tumpukan utangnya lebih dari US$ 300 miliar. Dengan kurs sekitar Rp 14.246 per dolar AS maka nilainya mencapai Rp 2.437 triliun. Angkanya tidak jauh dari produk domestik bruto (PDB) Filipina 2020 yang sekitar US$ 361,5 miliar, menurut data Bank Dunia. 

Pemerintah Negeri Panda akan mengambil tindakan untuk mencegah krisis semakin membesar. Hasil analisis Citigroup Inc menuliskan, beberapa bank mungkin akan menjadi korban. Risiko kredit tertinggi ada pada China Minsheng Banking Corp, Ping An Bank Co, dan China Everright Bank Co.

“Pembuat kebijakan akan mencegah risiko sistematis dan mengulur waktu untuk menyelesaikan risiko utang dan mendorong pelonggaran kredit secara keseluruhan,” tulis analis Citibank Judy Zhang, dikutip dari Bloomberg, Selasa (21/9).

Para investor khawatir kegagalan pembayaran utang jumbo ini akan berdampak ke sektor keuangan. Analis dari Jefferies Financial Group Inc, Shujin Chen, berpendapat peluang risiko sistemik sangat kecil. Ia menyarankan investor untuk membeli saham perbankan yang turun, seperti China Construction Bank Corp dan Bank of Ningbo Co. 

Melansir dari Reuters, saham Evergrande turun lebih 10% pada penutupan perdagangan di pasar saham Hong Kong kemarin. Harganya telah anjlok 86% sejak awal tahun. Indeks saham properti Hang Seng jatuh 6,6% ke level terendah sejak 2016. 

Pekan ini, Evergrande dijadwalkan untuk membayar bunga obligasi sebesar US$ 83,5 juta atau lebih Rp 1,2 triliun. Ada pula pembayaran bunga surat utang senilai US$ 47,5 juta. Kedua obligasi akan gagal bayar apabila Evergrande tidak melunasinya dalam waktu 30 hari.

Ratusan pemilik modal sebelumnya mendatangi kantor pusat Evergrande di Shenzhen, Guangzhou. Mereka menuntut perusahaan mengembalikan dana investor sebesar 40 miliar yuan atau sekitar Rp 88,1 triliun.  

Perusahaan telah menawarkan opsi pembayaran utang untuk meredam emosi para investor. Ada tiga opsi yang perusahaan tawarkan, termasuk pembayaran berupa aset properti.

Manajer Aset Evergrande Du Liang mengatakan, investor bisa mendapatkan diskon 28% hingga 52% dari harga properti milik perusahaan. Bentuknya adalah apartemen, toko, dan Tempat parkir. 

Opsi tersebut dinilai bukan yang terbaik tapi tidak terburuk. “Bagi investor, apartemen tidak selikuid uang tunai,” kata Direktur Chanson&Co, Shen Meng, dikutip Global Times.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...