• Petronas berhasil mendatangkan 250 perusahaan internasional mengikuti lelang blok migas. 
  • Iklim investasi hulu migas Indonesia dinilai tidak menarik ketimbang Malaysia.
  • Investasi migas di dunia sudah mulai marak pasca anjloknya minyak mentah sepanjang tahun lalu.

Di tengah lesunya industri hulu minyak dan gas bumi (migas) Indonesia, kondisi sebaliknya justru terjadi di Malaysia. Pada lelang akhir Februari lalu, sebanyak 250 perusahaan global mampu didatangkan Negeri Jiran untuk memperebutkan blok eksplorasi. 

Pendiri ReforMiner Institute Pri Agung Rakhmanto mengatakan, ada berbagai kemungkinan yang menyebabkan hal itu. Pertama, kualitas bloknya lebih baik dan prospektif. Blok migasnya bukan daur ulang alias pernah ditawarkan sebelumnya tapi tidak laku.

Advertisement

Kedua, kualitas data dan informasi yang matang. Para investor memiliki gambaran jelas tentang prospek blok migas tersebut. "Data yang lebih bagus juga memberikan banyak informasi dan membuka ruang untuk studi lebih lanjut," ujarnya kepada Katadata.co.id, Jumat (5/3).

Ketiga, parameter dan kriteria lelangnya lebih menarik. Misalnya, kebijakan fiskal yang ikut dilelangkan. Hal ini akan membuat aturan main dan hukumnya lebih jelas. "Mungkin Malaysia dipandang jauh lebih pasti daripada kita," kata Pri.

Soal kepastian hukum memang sulit terwujud saat ini. Investor masih menanti revisi Undang-Undang Minyak dan Gas Bumi atau UU Migas. Sampai sekarang belum jelas kapan selesainya.

Ada pula undang-undang saput jagat, yaitu Omnibus Law Cipta Kerja, yang sayangnya tidak mengatur spesifik sektor migas. "Otomatis kondisi ini mempengaruhi persepsi dan minat investasi mereka," ujarnya.

Sebagai informasi, Petroliam Nasional Berhad (Petronas) meluncurkan Malaysia Bid Round (MBR) 2021 yang diselenggarakan secara virtual pada 26 Februari lalu. Penawaran lelang blok migas potensial ini disiarkan langsung dari Amerika Utara, Inggris, Eropa serta Asia-Pasifik.

Dari 13 blok yang ditawarkan tersebut, tiga terletak di cekungan Malay (PM340, PM327 dan PM342), empat di cekungan Sabah (SB409, SB412,2W dan X) dan enam sisanya terletak di cekungan Sarawak (ND3A, SK4E), SK328, SK427, SK439 dan SK440).

MBR merupakan acara lelang blok migas tahunan Malaysia yang diselenggarakan oleh Petronas. Perusahaan menawarkan blok eksplorasi dan yang belum berkembang, sumber daya yang telah ditemukan, aset berusia lanjut hingga peluang studi teknis.

Pada tahun ini fokus lelang adalah blok eksplorasi. Senior Vice-President of Malaysia Petroleum Management Mohamed Firouz Asnan mengatakan, Petronas perlu melanjutkan kegiatan eksplorasi untuk memanfaatkan peluang besar transisi energi.

Ia optimistis investor dapat menemukan cadangan migas di Malaysia. “Kami berharap untuk melihat investor baru tahun ini. Termasuk pemain yang sudah ada untuk mengembangkan portofolionya di sini,” ujarnya dikutip dari The Star Malaysia.

Blok migas
Ilustrasi blok migas. (Katadata)

Momentum Menaikkan Investasi Hulu Migas

Vice President Commercial and Business Development ConocoPhillips Taufik Ahmad mengatakan proses lelang blok migas di Malaysia bisa menjadi sinyal positif untuk yang lain. Harapannya, iklim investasi hulu migas secara global ikut terangkat, termasuk Indonesia. 

Walaupun transisi ke energi baru terbarukan telah berjalan, peranan industri hulu migas masih cukup penting. Dengan berjalannya program vaksinasi Covid-19, kegiatan ekonomi dan kebutuhan energi akan pulih. “Kondisi ini bakal mendorong investasi hulu migas," kata Taufik.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas (Aspermigas) Moshe Rizal berpendapat investasi migas di dunia sudah mulai marak pasca anjloknya minyak mentah sepanjang tahun lalu. Namun, Indonesia harus bersaing dengan negara lain. "Investor akan selalu mendiversifikasikan portofolionya tapi investasi jangka panjang yang dicari," ujarnya.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement