AS Berencana Lepas Cadangan, Harga Minyak Dunia Anjlok 7%

Syahrizal Sidik
1 April 2022, 08:55
AS Berencana Lepas Cadangan, Harga Minyak Dunia Anjlok 7%
KATADATA
Ilustrasi aktivitas tambang minyak lepas pantai

Harga minyak mentah dunia kembali anjlok pada Kamis kemarin setelah Pemerintah Amerika Serikat berencana melepas cadangan minyak sebanyak 1 juta barel per hari dalam enam bulan ke depan.

Langkah itu dilakukan AS untuk menekan lonjakan harga minyak dan gas. Kemarin, harga minyak mentah Brent turun 4,88% ke level US$ 107,91 per barel. Sedangkan, minyak mentah berjangka AS untuk pengiriman Mei anjlok 6,99% menjadi $100,28 per barel.

“Skala pelepasan ini belum pernah terjadi sebelumnya, dunia tidak pernah memiliki pelepasan cadangan minyak pada tingkat 1 juta per hari untuk jangka waktu ini," kata Pemerintah AS, dalam pernyataannya, seperti dikutip CNBC International, Kamis (1/4). 

Seperti diketahui, harga minyak turun tajam pada Rabu malam setelah laporan bahwa langkah seperti itu mungkin terjadi.“Sulit untuk melebih-lebihkan skala intervensi ini,” kata ClearView Energy Partners.

Perusahaan mencatat, ini adalah rilis SPR terbesar yang pernah ada. Rekor terbesar kedua adalah pelepasan 50 juta barel pada November.

Harga bahan bakar minyak (BBM) telah melonjak ke rekor tertinggi pada invasi Rusia ke Ukraina dan kekhawatiran pasokan berikutnya, mendorong lonjakan inflasi di seluruh ekonomi global. Rusia adalah pengekspor minyak terbesar kedua di dunia, dan sanksi internasional yang belum pernah terjadi sebelumnya setelah invasi telah mengganggu arus keluar dari negara itu.

Analis komoditas Goldman Sachs mengatakan, pelepasan dari cadangan AS akan membantu pasar minyak menuju penyeimbangan kembali pada 2022, tetapi tidak akan menyelesaikan defisit strukturalnya.

"Ini akan tetap menjadi pelepasan persediaan minyak, bukan sumber pasokan yang terus-menerus untuk tahun-tahun mendatang," katanya.

Badan Energi Internasional akan mengadakan pertemuan darurat Jumat ini untuk membahas masalah pasokan minyak.

Sementara itu, Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya termasuk Rusia yang dikenal sebagai OPEC+, bertemu pada hari Kamis kemarin, memutuskan untuk mempertahankan sebagian besar hasil produksi stabil. Kelompok ini akan meningkatkan produksi sebesar 432.000 barel per hari mulai 1 Mei.

Dalam keterangannya, OPEC menyebut, bahwa volatilitas saat ini tidak disebabkan oleh fundamental, tetapi oleh perkembangan geopolitik yang sedang berlangsung.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...