UE Perberat Sanksi ke Rusia: Embargo Minyak Hingga Larang Siaran TV
Uni Eropa (UE) mengusulkan sanksi berat terhadap Rusia pada hari Rabu (4/5) berupa embargo minyak bertahap dan larangan siaran dari tiga lembaga penyiaran milik Rusia sebagai bagian dari paket sanksi keenam atas perang Moskow di Ukraina.
"Mereka tidak akan diizinkan untuk mendistribusikan konten mereka lagi di Uni Eropa, dalam bentuk atau bentuk apa pun, baik itu di kabel, melalui satelit, di internet atau melalui aplikasi smartphone," kata Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen kepada anggota parlemen Uni Eropa di Strasbourg.
Von der Leyen menyebut, saluran TV Rusia merupakan 'corong' yang memperkuat kebohongan dan propaganda Putin. "Kita seharusnya tidak memberi mereka panggung lagi untuk menyebarkan kebohongan ini," tambahnya.
Komisi Eropa juga mengusulkan penghentian pasokan minyak mentah Rusia secara bertahap dalam waktu enam bulan dan produk olahan hingga akhir tahun 2022. Harga minyak mentah Brent melonjak 3% menjadi lebih dari $108 per barel setelah berita tersebut. Hal ini menimbulkan tekanan pada ekonomi Rusia yang babak belur hingga US$1,8 triliun.
Rencana tersebut, jika disetujui oleh pemerintah Uni Eropa, akan menjadi titik balik bagi blok perdagangan terbesar di dunia. Negara yang tetap bergantung pada energi Rusia harus menemukan pasokan alternatif. Hungaria dan Slovakia ingin dikecualikan dari kewajiban mematuhi larangan tersebut, kata sumber Reuters pada Rabu (4/5).
Selain mengumumkan rencana menghapus siaran televisi Rusia dan embargo minyak mentah selama enam bulan, von der Leyen juga mengumumkan sanksi yang menargetkan bank terbesar Rusia, Sberbank. Walau begitu, UE belum menargetkan gas alam Rusia, yang digunakan untuk memanaskan rumah dan menghasilkan listrik di seluruh blok.