Insentif Berlaku Maret, Pengguna Motor Listrik Bakal Melonjak
Kementerian ESDM memproyeksikan populasi motor listrik tumbuh hingga 150 ribu unit hingga akhir tahun 2023 imbas adanya kebijakan penyaluran insentif Rp 7 juta per unit yang ditargetkan berlaku mulai Maret ini.
Menteri ESDM Arifin Tasrif menyampaikan bahwa jumlah motor listrik yang mengaspal di dalam negeri akan terus melonjak seiring adanya kebijakan korting harga yang diterapkan pada pembelian motor listrik baru maupun motor hasil konversi.
"Tahun ini kalau motor listrik 100 ribu sampai 150 ribu dan ke depannya semoga bisa naik terus kalau masyarakat sudah bisa coba dan terasa hematnya," kata Arifin saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM pada Jumat (24/2).
Lebih lanjut, kata Arifin, penggunaan motor listrik secara masif bisa mengurangi konsumsi bahan bakar minyak yang signifikan. Apabila seluruh motor berbahan bakar minyak di Indonesia beralih kepada penggunaan motor listrik, akan ada penghematan 600.000 barel minyak per hari.
"Ini motor saja, kalau hitungannya pakai satu liter dikalikan 120 juta unit motor maka sama dengan 600 ribu barel," jelas Arifin.
Pandangan serupa juga pernah dilakukan oleh PT PLN. Menurut hitungan PLN, satu liter bensin setara dengan 1,2 kwh listrik dengan jarak tempuh yang sama. Satu liter bensin harganya Rp 12.000-15.000, sedangkan 1,2 kwh listrik hanya Rp 1.800.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo juga mengatakan bahwa dengan beralih menggunakan kendaraan listrik, masyarakat bisa memangkas pengeluaran untuk bahan bakar secara signifikan.
"Ini pengurangan biaya yang luar biasa. Jakarta sampai Bali kalau pakai BBM bisa Rp 1,5 juta untuk mobil. Kalau mobil listrik hanya Rp 300.000," ujarnya dalam webinar bertajuk PLN Innovation and Competition in Electricity pada Rabu (10/8/2022).
Sebagai gambaran, berdasarkan harga BBM yang berlaku saat ini di DKI Jakarta, dengan konversi ke kendaraan listrik maka pengguna Pertalite dapat menghemat pengeluaran untuk BBM hingga 76%, pengguna Pertamax 85,6%, pengguna Pertamax Turbo berhemat hampir 90%, dan pengguna Pertamina Dex berhemat 90,5%.
Selain itu, konversi kendaraan listrik juga bisa menurunkan emisi karbondioksida (CO2) kendaraan BBM. Darmawan menyebut 1 liter BBM menghasilkan emisi setara 2,4 kg CO2, sedangkan 1,2 kwh listrik yang dihasilkan dari pembangkit listrik batu bara, gas dan energi baru terbarukan diklaim hanya mengeluarkan 1.200 gram CO2.
"Konversi juga mengurangi emsi gas rumah kaca apabila kita bergeser dari energi BBM ke energi listrik," ujar Darmawan.
Lebih lanjut, konversi dinilai bisa memperkuat ketahanan energi nasional. Dengan konsumsi BBM 1,5 juta barel per hari di tengah produksi yang masih berada di angka 630.000 barel per hari, pemerintah masih harus impor agar dapat menutup kekurangan konsumsi di dalam negeri.