Grup Salim Masuk Bank Mega Setahun Lalu, Mengapa Lepas Saham?
Transaksi crossing saham PT Bank Mega Tbk (MEGA) dengan nilai fantastis pada perdagangan Rabu kemarin menjadi perhatian pelaku pasar.
Perusahaan yang terafiliasi dengan Grup Salim, PT Indolife Pensiontama kini tak lagi tercatat sebagai pemegang saham di perusahaan bank milik konglomerat dan pendiri CT Corp Chairul Tanjung, PT Bank Mega Tbk (MEGA).
Berdasarkan informasi pemegang saham dengan kepemilikan di atas 5% yang dilaporkan Bank Mega kepada PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per Rabu, 9 Maret 2022 terungkap kepemilikan saham PT Mega Corpora, selaku pemegang saham pengendali meningkat dari sebelumnya 41,98% atau setara 2,92 miliar saham menjadi 58,02% atau 4,03 miliar saham.
Sedangkan, sisanya dimiliki oleh investor publik dengan komposisi kepemilikan saham 41,98% saham.
Mengacu data perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu kemarin terjadi transaksi crossing atas saham MEGA senilai Rp 12,07 triliun dalam dua sesi perdagangan. Rinciannya, di sesi pertama senilai Rp 5,95 triliun dan sesi kedua perdagangan senilai Rp 6 triliun dari 1,12 miliar saham yang dilepas dengan rata-rata harga pelaksanaan Rp 10.688 per saham.
Katadata.co.id masih mengonfirmasi lebih lanjut terkait hengkangnya Grup Salim dari kepemilikan saham MEGA ini kepada Direktur Utama Bank Mega, Kostaman Thayib, namun hingga berita ini ditayangkan, Kostaman belum memberikan tanggapannya.
Sebagai informasi, PT Indolife Pensiontama adalah anak usaha Grup Salim yang bergerak di bidang asuransi jiwa dan dana pensiun.
Indolife Pensiontama melakukan transaksi pembelian saham Bank Mega pada 30 Desember 2020. Indolife Pensiontama membeli sebanyak 422,8 juta unit saham Bank Mega dari pemegang saham publik atau setara dengan 6,07% dari total saham.
Dalam laporan KSEI yang dipublikasi 4 Januari 2021 tersebut, tidak dijelaskan Indolife Pensiontama membeli saham melalui pasar reguler atau non-reguler. Hanya saja, pembelian saham tersebut dilakukan dalam tiga kali transaksi masing-masing membeli 304,61 juta, 22,62 juta, dan 95,57 juta unit saham.
Meski tidak menyebutkan detil transaksinya, nilainya diproyeksikan bisa mencapai Rp 2,95 triliun sampai dengan Rp 3,04% bila merujuk pada harga penutupan perdagangan saham MEGA pada 29-30 Desember 2020 lalu di rentang harga Rp 7.000 dan Rp 7.200 per saham.
Masuknya Indolife Pensiontama membuat komposisi pemegang saham Bank Mega berubah. Mega Corpora yang merupakan lini bisnis CT Corp, masih memegang 58,01% saham Bank Mega. Sedangkan pemegang saham publik, yang sebelumnya berporsi 41,98% menjadi sebesar 35,91%.
Berdasarkan situs resminya, Indolife Pensiontama merupakan perusahaan yang bergerak dibidang asuransi jiwa dan dana pensiun yang sahamnya dimiliki oleh Grup Salim. Bisnis perusahaan dimulai sejak 1991 melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 585.
Terakhir kali perusahaan mempublikasikan laporan keuangan pada 2020 lalu, nilai asetnya mencapai Rp 28,98 triliun, berkurang dari tahun 2019 senilai Rp 32,75 triliun.
Dari sisi nilai investasi, tercatat pada akhir Desember 2020 mencapai Rp 28,65 triliun, lebih rendah dari tahun 2019 senilai Rp 31,49 triliun.
Sementara itu, pendapatan premi juga turun menjadi Rp 9,06 triliun pada 2020 dari tahun sebelumnya Rp 10,65 triliun. Cadangan teknis tercatat senilai Rp 23,78 triliun. Sedangkan, risk based capital tercatat di level 167%.