Rekor Tertinggi Sejak IPO, Kapitalisasi Pasar BCA Tembus Rp 1.007 T
Emiten perbankan yang dimiliki Grup Djarum, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), mencatatkan rekor nilai kapitalisasi pasar tertinggi sejak perusahaan melantai di pasar modal pada 31 Mei 2000.
Berdasarkan data perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), hari ini nilai kapitalisasi pasar BCA menyentuh level Rp 1.007 triliun. Sampai dengan pukul 14.47 menjelang berakhirnya sesi kedua perdagangan, saham BCA menguat 0,31% ke level Rp 8.100 per saham dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 995,53 triliun.
Pada Oktober 2021 lalu, nilai kapitalisasi pasar saham emiten bersandi BBCA ini juga sempat menyentuh level Rp 936,89 triliun atau setara dengan US$ 66 miliar.
Hal ini menjadikannya sebagai bank dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar di kawasan Asia Tenggara, mengalahkan nilai kapitalisasi pasar Bank DBS, Singapura senilai US$ 57 miliar atau setara Rp 815 triliun.
Menanggapi nilai kapitalisasi pasar yang menyentuh rekor sejak pertama kali IPO, Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja mengaku bersyukur dengan capaian tersebut.
"Kita bersyukur saja dipercaya oleh para investor," ungkapnya kepada Katadata.co.id, Selasa (15/3).
BCA pertama kali melantai di BEI pada 31 Mei 2000 dengan harga penawaran umum perdana saham senilai Rp 1.400 per saham.
Saham BBCA terus melesat dari waktu ke waktu dan beberapa kali melakukan pemecahan nilai nominal saham (stock split).
Grup Djarum, melalui PT Dwimuria Investama Andalan bertindak sebagai pemegang saham pengendali dengan kepemilikan saham sebanyak 67,72 miliar saham atau senilai 54,94% saham. Selebihnya dimiliki investor publik sebanyak 55,54 miliar saham atau setara 45,06% saham.
Sepanjang tahun 2021, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) meraup laba bersih Rp 31,4 triliun sepanjang 2021 atau tumbuh 15,8% dari raihan untung bersih tahun sebelumnya Rp 27,1 triliun. Hal ini ditopang oleh peningkatan kredit sebesar 8,2%, lebih tinggi dari target perseroan yang sebesar 6%.
BCA menyalurkan kredit sebesar Rp 603,7 triliun sepanjang tahun lalu. Adapun, segmen korporasi dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) menjadi penopang utama pertumbuhan total kredit BCA pada 2021.
Penyaluran kredit ke segmen korporasi tumbuh 12,3% menjadi Rp 286,5 triliun. Sedangkan kredit KPR, yang menjadi kontributor tertinggi kedua tumbuh 8,2% secara tahunan menjadi Rp 97,5 triliun.
Kemudian, kredit komersial dan UKM naik 4,8% menjadi Rp 195,8 triliun. Sementara itu, kredit kendaraan bermotor (KKB) terkoreksi 2,4% secara tahunan menjadi Rp 36,0 triliun, dan saldo outstanding kartu kredit tumbuh 5,2% secara tahunan menjadi Rp 11,8 triliun. Perusahaan juga membukukan pertumbuhan kredit konsumer 5,1% menjadi Rp 148,4 triliun.