Ekonomi Indonesia Mulai Pulih, Kinerja Emiten Bangkit dari Kerugian

Syahrizal Sidik
1 April 2022, 16:31
Ekonomi RI Pulih, Kinerja Emiten Bangkit dari Kerugian
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/wsj.
Pekerja memfoto layar pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia.

Kinerja keuangan beberapa sektor industri di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan tren pemulihan pada tahun 2021 setelah menghadapi tekanan pandemi Covid-19. Membaiknya kinerja tersebut seiring dengan strategi emiten melakukan efisiensi sembari berinovasi melakukan peluang bisnis baru, termasuk peluang mengakuisisi perusahaan.

Berdasarkan data BEI, indeks yang menaungi sektor transportasi, (IDXTRANS) tercatat naik 67,78%. Hal ini turut dirasakan salah satu emitennya. Operator taksi, PT Blue Bird Tbk (BIRD) tercatat membukukan sebesar Rp 8,7 miliar tahun lalu, naik 105,3% dari periode yang sama pada tahun sebelumnya dan berhasil bangkit dari kerugian di tahun 2020.

Di tahun 2021, Blue Bird membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 2,2 triliun, tumbuh hampir 8,5% dibandingkan tahun 2020; dan menghasilkan keuntungan yang lebih baik dengan laba kotor sebesar Rp 419 miliar, meningkat hampir 48% dibandingkan angka laba kotor di tahun sebelumnya.

Direktur Utama PT Blue Bird Tbk, Sigit Djokosoetono mengatakan, perusahaan senantiasa berusaha beradaptasi dengan cara-cara baru di  bisnis transportasi yang lebih efisien dan produktif, termasuk kolaborasi dan peningkatan teknologi, antara lain melalui kerja sama dengan super app Gojek dan pengembangan aplikasi My Blue Bird.

"Bluebird kini memiliki fundamental yang jauh lebih baik dalam menghadapi tantangan dan dalam mengembangkan kegiatan bisnisnya ke depan," katanya, dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (1/4).

Selain sektor transportasi, di sektor perkebunan juga bertumbuh. Perusahaan sawit Grup Sampoerna, PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) juga mencatat perolehan laba bersih sebesar Rp 802,08 miliar, berkebalikan dari capaian tahun sebelumnya rugi Rp 210,42 miliar. Kendati, indeks barang konsumer primer yang menaunginya (IDXNONCYC) masih terkoreksi 16,04% di tahun lalu.

Perolehan laba bersih SGRO didorong oleh peningkatan penjualan perseroan yang tumbuh 49,11% menjadi 5,22 triliun dari sebelumnya Rp 3,50 triliun.

Direktur Utama SGRO, Ekadharmajanto Kasih memperkirakan pada tahun ini pertumbuhan produksi akan meningkat dua digit. Hal ini dilihat dari beberapa faktor seperti, cuaca yang baik, profil umur tanaman dan tanaman yang akan masuk ke tingkat maturity, dan juga profil umur yang lebih produktif pada tanaman sawit yang dimiliki perseroan.

Selain itu, tahun ini perseroan akan lebih fokus melakukan intensifikasi daripada ekspansi. Namun, tetap akan melakukan ekspansi di area-area yang saat ini sudah dimiliki oleh perseroan.

Sementara itu, sektor industri juga mencatatkan tren pemulihan. Indeks yang membawahi sektor industri (IDXINDUST) menguat 11,60%. Emiten yang bergerak di bisnis distribusi bahan bangunan dan barang plastik misalnya, PT Impack Pratama Industri Tbk (IMPC) membukukan laba senilai Rp 210 miliar tahun lalu NAIK 67,9% secara tahunan dengan pertumbuhan pendapatan sebesar 17,2% sepanjang tahun 2021.

Direktur Utama IMPC, Haryanto Tjiptodihardjo mengungkapkan, salah satu faktor yang mendorong kenaikan pendapatan perseroan adalah pemberlakukan kebijakan bekerja dari rumah (work from home), sehingga tren home improvement berimplikasi positif bagi bisnis IMPC.

Pada tahun ini, perseroan menargetkan penjualan senilai Rp 2,6 triliun dengan laba bersih Rp 260 miliar. Adapun, strategi yang dilakukan antara laun dengan meningkatkan pertumbuhan bisnis organik dengan membuka peluang bisnis baru dan inovasi produk, membangun distribution center di Surabaya.

"Perseroan juga aktif dalam upaya peningkatan pertumbuhan anorganik, Perseroan akan melanjutkan kegiatan akuisisi yang dinilai tepat," katanya.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...