Debut IPO di Bursa, Harga Saham Sico Energy (SICO) Melesat 24%

PT Sigma Energy Compressindo Tbk (SICO) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini (8/4). Harga saham perusahaan yang bergerak di bidang jasa penyewaan alat untuk monetisasi minyak dan gas suar bakar ini dibuka naik 24,35% atau 56 poin ke level Rp 286 pada perdagangan perdananya.
Hingga pukul 09.30 WIB, harga saham SICO bergerak turun ke level Rp 276 per saham dan telah ditransaksikan sebanyak 25.989 kali dengan volume 232,23 juta saham dengan nilai transaksi sebesar Rp 65,24 miliar.
"Langkah perseroan untuk IPO merupakan bagian dari strategi meningkatkan kapasitas pendanaan perseroan dan tata kelola yang lebih baik lagi," kata Direktur Utama SICO Benny, dalam keterangan resminya, Jumat (8/4).
Benny mengatakan bahwa, perseroan optimistis dengan prospek bisnis monetisasi minyak dan gas suar bakar yang dijalankan saat ini. Ia menyebut, produk yang dimiliki perseroan memiliki keunggulan multi fungsi, di mana dapat berfungsi sebagai mesin kompressor yang memonetisasi gas suar bakar atau flare recovery, sebagai mesin penyedot gas pada sumur-sumur gas yang bertekanan rendah atau wellhead, dan sebagai mesin peningkat tekanan gas pada pipa-pipa distribusi atau booster.
Dengan tercatatnya SICO sebagai perusahaan terbuka ke-14 pada tahun ini, perseroan berharap dapat turut menggerakkan pasar modal indonesia kembali setelah pandemi Covid-19, dan mendukung peningkatan perekonomian nasional secara umum.
SICO melepas sebanyak-banyaknya 270 juta saham atau 29,67% dari total modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Melalui IPO ini, perseroan ditargetkan memperoleh dana segar maksimal Rp 62,1 miliar.
Perseroan juga menerbitkan waran sebanyak-banyaknya 27 juta saham atau sebanyak-banyaknya 4,22% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh, dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 350. Waran seri I diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi pemegang saham baru yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham pada tanggal penjatahan.
Dari dana hasil IPO, sebanyak 15,50% atau sebesar Rp 9,21 miliar akan digunakan untuk membayar utang perseroan kepada PT Bank KEB Hana Indonesia. Kemudian, sebesar 44,75% akan digunakan untuk pengembangan usaha perseroan, termasuk untuk pembelian satu unit compressor senilai Rp 983,28 juta.
Sementara itu, sekitar 33,83% atau sebesar Rp 9 miliar akan digunakan untuk membeli kendaraan operasional beserta biaya-biaya pendukungnya.
Lalu, sekitar 39,75% atau setara dengan Rp 23,62 miliar akan digunakan untuk modal kerja perseroa, dengan rincian sebesar Rp 15,8 miliar digunakan untuk pembelian sparepart kompresor. Sedangkan, sebesar Rp 7,82 miliar digunakan untuk renovasi kantor, mess dan workshop.
Sedangkan, dana yang diperoleh perseroan dari pelaksanaan Waran Seri I, jika dilaksanakan oleh pemegang waran, maka akan digunakan juga untuk modal kerja.
SICO didirikan pada 2007 dan bergerak di bidang usaha jasa penyewaan alat-alat untuk monetisasi minyak dan gas suar bakar, dengan menggunakan teknologi kompresi untuk penurunan emisi gas rumah kaca.
Saat ini perseroan menyediakan layanan mini gas kompresor untuk memonetisasi gas suar bakar dan mengoptimalkan produksi migas pada sumur-sumur marjinal, serta yang berkontribusi dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dengan cara menangkap hingga 1.500 MMSCF gas suar bakar per tahun senilai sekitar US$ 12,5 juta.