Dibayangi Kenaikan Inflasi, IHSG Lanjutkan Reli ke 7.800 Tahun Ini
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi pada tahun ini akan melanjutkan reli dan menguji level batas atas baru di level psikologis 7.800 hingga akhir tahun ini.
Ekonom Senior Sucor Sekuritas, Ahmad Mikail menjelaskan, perekonomian Indonesia akan tumbuh semakin cepat di triwulan kedua 2022 yang didorong oleh konsumsi domestik yang meningkat karena perayaan bulan suci Ramadan dan libur Idul Fitri di bulan April dan Mei.
Dia menambahkan bahwa investasi juga akan semakin tinggi didorong pertumbuhan kredit perbankan yang meningkat akibat tingginya harga minyak sawit mentah (CPO) dan batu bara serta pemulihan ekonomi pasca kenaikan kasus Omicron di bulan Januari-Februari.
Oleh sebab itu, Sucor Sekuritas saat ini sedang mengkaji untuk menaikkan level batas IHSG dari sebelumnya di kisaran 7.400 utamanya didorong oleh saham-saham di sektor perbankan dan komoditas. Selain itu, saham di sektor properti juga akan mengalami kenaikan terimbas efek turunan (windfall) kenaikan harga komoditas.
"IHSG diperkirakan akan bergerak ke 7.600 sampai 7.800, tergantung bagaimana tingkat inflasi," katanya, Senin (18/4) di Jakarta.
Mikail menjelaskan, pada tahun ini tingkat inflasi diperkirakan akan mencapai 8% pada skenario paling buruk, utamanya disebabkan oleh rencana Pemerintah yang akan menaikkan harga Pertalite, LPG dan tarif listrik. Sedangkan, pada skenario moderat tingkat inflasi diperkirakan berada di kisaran 7%.
Selain itu, kata dia, pola inflasi di Indonesia juga akan mengikuti tingkat inflasi di Amerika Serikat dan Uni Eropa yang meningkat cukup tajam dan berpotensi terus merangkak naik. Hal ini berpotensi menyebabkan terjadinya peralihan aset oleh investor dari pasar obligasi ke bursa saham.
"Pasar saham adalah instrumen untuk melakukan lindung nilai melawan inflasi. Hal itu akan melanjutkan rally pada IHSG, sehingga kami tengah berpikir untuk meningkatkan target IHSG," ungkapnya.
Mikail juga melanjutkan, kenaikan harga komoditas akan mendorong pemerintah untuk melepas harga kebutuhan pokok ke mekanisme pasar. Hal ini dilakukan agar Pemerintah tidak menerbitkan surat utang terlalu besar untuk menutupi beban subsidi.
“Kami dengar Kementerian Keuangan pada Juni 2022 akan melepas semua harga kebutuhan pokok sesuai mekanisme pasar,” terangnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan laju inflasi tahunan Indonesia sebesar 2,64% (year on year/yoy) dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 108,95 pada Maret 2022.
Laju inflasi tersebut naik dari 2,06% (yoy) pada Februari 2022. Angkanya juga naik dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang berada di level 1,37% (yoy) pada Maret 2021. Peningkatan ini terjadi karena hampir seluruh kelompok pengeluaran mengalami inflasi.
Tingkat inflasi tertinggi berasal dari kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 4,43% (yoy). Diikuti inflasi di kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 3,59% (yoy), serta penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 3,13% (yoy).