Transaksi QRIS Naik 184%, Nilainya Tembus Rp 9,6 Triliun di Agustus
Bank Indonesia (BI) saat ini tengah mendukung kebijakan pembayaran dengan sistem digital untuk pemulihan ekonomi. Selain itu juga mendukung kemajuan ekonomi masyarakat seperti UMKM.
Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, Wahyu Agung Nugroho, mengungkapkan Bank Indonesia atau BI terus memperkuat inplementasi kebijakan sistem pembayaran dan akselerasi digitalisasi. Hal tersebut dimaksudkan untuk mendukung pemulihan ekonomi.
Adapun, dia memaparkan nilai transaksi uang elektronik (UE) pada Agustus 2022 tumbuh 43,24% secara tahunan atau year on year (yoy). "Nilai transaksi digital banking meningkat 31,40% yoy,"katanya pada Pelatihan Wartawan, Bali, dikutip Senin (3/10).
Selain itu dirinya menyebut di tengah tekanan inflasi, transaksi ekonomi dan keuangan digital tetap mengalami kenaikan. Kenaikan ditopang oleh meningkatnya akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja daring, perluasan, kemudahan sistem digital serta akselesasi digital banking.
Direktur Kepala Grup SP Ritel, Fitria Irmi Triswati, mengatakan pada bulan Agustus 2022, volume transaksi QRIS volume transaksi QRIS tumbuh 184% secara tahunan atau mencapai 91,73 juta transaksi dengan nilai Rp 9,66 triliun. Lalu, jumlah merchant mencapai 20,82 juta merchant.
"Saat ini QRIS sedang menjadi sistem pembayaran antarnegara untuk memfasilitasi aktivitas perdagangan dan sektor pariwisata, khususnya bagi pelaku UMKM," katanya.
Supervisor Toko Krisna Bali, Agus, mengatakan sistem pembayaran QRIS resmi menjadi sistem pembayaran di tokonya pada Januari 2021. "Per hari maksimal 20 transaksi QRIS," katanya.
Menurutnya penggunaan QRIS membantu mengurangi pembayaran secara tunai dan lebih mudah. Dia juga mengatakan saat ini tujuh toko Krisna di Bali sudah menggunakan QRIS. Lalu, satu outlet yaotu di Surabaya juga telah menggunakan sistem pembayaran QRIS.