Matahari Pangkas Buyback Saham dari Rp 1 Triliun Jadi Rp 200 Miliar
Emiten ritel Grup Lippo, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) mengubah rencana pembelian kembali saham atau buyback saham menjadi Rp 200 miliar. Nilai ini mengalami penurunan 80% dari rencana awal Rp 1 triliun.
“Perkiraan biaya yang akan dikeluarkan untuk pelaksanaan buyback maksimal sebesar Rp 200 miliar, termasuk biaya perantara pedagang efek dan biaya lainnya sehubungan dengan pembelian kembali saham,” ujar manajemen dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) dikutip Selasa (28/3).
Dalam keterangan resminya, manajemen tidak menjelaskan alasan pengurangan biaya. Selain perubahan nilai pembelian tersebut, tidak ada perubahan lainnya dalam rencana buyback saham LPPF tersebut.
Seperti diberitakan sebelumnya, LPPF memperpanjang periode buyback saham perusahaan. Emiten bersandi LPPF ini membatasi harga buyback saham maksimal Rp 7.900 setiap sahamnya. Jumlah saham yang akan dibeli kembali tersebut setara 10% dari jumlah disetor dan ditempatkan perusahaan dan akan dilakukan pada saham Seri C.
Mengacu pengumuman yang disampaikan direksi, Matahari Department Store sebelumnya telah memperoleh restu pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 6 Juni 2022 untuk melaksanakan buyback saham senilai Rp 1 triliun dalam jangka waktu 18 bulan sampai dengan 5 Desember 2023.
"Perseroan bermaksud untuk melanjutkan program pembelian kembali saham hingga tahun 2024," tulis direksi, dikutip Senin (13/3).
Oleh sebab itu, perusahaan akan melakukan RUPSLB pada Desember 2023 mendatang dan menghentikan pembelian kembali saham yang saat ini sedang berjalan. "Perseroan akan mengusulkan program baru pembelian kembali saham yang akan berlaku sampai dengan September 2024 dalam RUSPT mendatang."
Adapun, tujuan dari dilaksanakannya aksi korporasi ini sebagai upaya perusahaan untuk meningkatkan nilai pemegang saham perseroan sehingga akan memberikan fleksibilitas yang besar kepada LPPF untuk mengelola modal untuk mencapai struktur permodalan yang lebih efisien.
Sampai dengan periode akhir 2022, emiten bersandi LPPF ini tercatat mengantongi kenaikan pendapatan sebesar 51,5% menjadi Rp 1,4 triliun dibanding periode sama tahun sebelumnya.
Sementara, pendapatan perusahaan naik 15,5% menjadi Rp 6,4 triliun dari sebelumnya Rp 5,6 triliun. Saham Matahari Department Store dalam tiga bulan terakhir mengalami penurunan 1,85%.