Bank Muamalat Berencana Catatkan Saham di BEI Akhir Tahun Ini
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk berencana untuk melakukan pencatatan saham atau listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada akhir tahun 2023. Bank Muamalat memang telah menjadi perusahaan terbuka sejak tahun 1993, namun sahamnya belum tercatat di bursa hingga saat ini.
Sekretaris Perusahaan Bank Muamalat Indonesia, Hayunaji, mengatakan aksi korporasi ini hanya sebatas pencatatan saham atau listing, tanpa diikuti penawaran umum saham perdana. "Sehingga tidak ada skema kepemilikan saham," katanya saat dihubungi Katadata.co.id, Jumat (23/6).
Hayunaji mengatakan tujuan dari pencatatan saham di bursa selain untuk memenuhi ketentuan regulator, yaitu untuk memberikan kesempatan kepada publik untuk dapat ikut memiliki saham Bank Muamalat. Di sisi lain, listing ini untuk menambah likuiditas efek syariah di pasar modal.
"Kami berharap dengan tercatatnya saham Bank Muamalat di BEI nanti, dapat turut berkontribusi dalam memperbesar dan mengembangkan pasar modal syariah di Indonesia," katanya.
Melansir dari laman resmi Bank Muamalat, komposisi pemegang sahamnya dimiliki oleh Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) sebesar 41,34 miliar saham atau 82,65% dari total jumlah saham. Beberapa nama juga mengantongi saham Bank Muamalat seperti Andre Mirza Hartawan yang memiliki 2,59 miliar saham perusahaan atau 5,19%.
Lalu terdapat nama Apliani dengan persentase kepemilikan saham 2,48% atau 1,23 miliar saham perusahaan. Selain itu, Reza Rhenaldi Sayaiful memiliki 1,09 miliar saham Bank Muamalat atau 2,19%. Selanjutnya Dewi Monita dengan kepemilikan saham 2,18% atau 1,09 miliar saham.
Dalam daftar kepemilikan saham ada Islamic Development Bank yang memiliki 1,02 miliar saham atau 2,04% dari total jumlah keseluruhan saham. Sisanya, sekitar 1,63 miliar saham dimiliki oleh masyarakat dengan persentase kepemilikan 3,36%.
Dengan demikian, jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh dari kepemilikan saham Bank Muamalat yaitu 50,01 miliar saham.
