BMRI Bidik Potensi Wirausaha Pekerja Migran Indonesia di 6 Negara
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menargetkan para pekerja migran Indonesia (PMI) di enam negara dapat naik kelas menjadi wirausaha. Hal ini sesuai dengan arahan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir yang meminta agar bank-bank milik negara mendukung para PMI baik melalui pendampingan usaha hingga akses permodalan.
Berdasarkan data Bank Indonesia, sampai dengan akhir tahun 2022, jumlah pekerja migran Indonesia ada sebanyak 3,44 juta, meningkat bila dibanding tahun 2021 yang sebanyak 3,25 juta.
Menurut Erick, PMI perlu segera memiliki budaya menabung dan memiliki keinginan untuk belajar berwirausaha, terutama bagi mereka yang sudah tidak lagi bekerja dan ingin kembali ke Tanah Air.
"BUMN akan selalu hadir memberi kemudahan bagi teman-teman PMI," ucap Erick.
Bank Mandiri turut memfasilitasi hal itu melalui program pelatihan bagi para PMI yang dilaksanakan periode 2022-2023 baik secara secara online dan offline dengan total partisipan 2.312 PMI yang tersebar di Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, dan penutupan di Hong Kong.
“Kegiatan ini memiliki serangkaian program mulai dari pembekalan dasar finansial, pembinaan keuangan pribadi, hingga pembinaan dan pelatihan terkait kewirausahaan untuk PMI yang hendak membuka usaha ataupun yang sudah punya usaha,” kata Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi dalam seremoni Penutupan Mandiri Sahabatku 2022-2023, di Hongkong, dalam keterangan resminya, Senin (10/7).
Sejak 2011 hingga saat ini, Mandiri Sahabatku telah merangkul lebih dari 17.000 PMI dari berbagai latar belakang di sejumlah negara yakni di Malaysia, Singapura, Hongkong, Korea Selatan, Jepang dan Timur Tengah.
Darmawan berharap, pelatihan itu diharapkan dapat menjadi bekal bagi PMI di luar negeri ketika kembali ke Tanah Air dan mampu menjadi wirausaha. Tidak hanya itu, Bank Mandiri juga menyediakan program Bapak Asuh, yang saat ini bekerja sama dengan mitra Bank Mandiri untuk menjadi mentor pembimbing bagi alumni PMI dalam memulai dan mengembangkan usaha mereka.
"Beberapa mitra Bank Mandiri yang pernah aktif mendukung kegiatan Bapak Asuh sebelumnya antara lain Astra International, Johnny Andrean, Bakso Ajo, Mandiri Amal Insani, serta Alumni Wirausaha Mitra Mandiri (WMM)," tuturnya.
Darmawan melanjutkan, Mandiri Sahabatku merupakan implementasi penerapan prinsip environment, social, and governance (ESG) pada seluruh lini bisnis terutama pada aspek sosial perseroan.
Selain itu, Mandiri Sahabatku juga merupakan upaya Bank Mandiri dalam mencapai poin kedelapan Sustainable Development Goals (SDGs) terkait meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, kesempatan kerja yang produktif dan menyeluruh serta pekerjaan yang layak.
Untuk itu, program pendampingan kewirausahaan PMI ini diakhiri dengan beberapa kompetisi yang memberikan hadiah uang guna mengasah hasil pelatihan dan memberikan apresiasi kepada PMI. Hasilnya, lima PMI tampil sebagai jawara di dua kategori berbeda serta berhasil memperoleh pendanaan dari Bank Mandiri senilai total HK$ 9.000.
Pada kategori Bisnis Masa Depan, Samiati (PMI asal Malang) berhasil memperoleh pendanaan HK$ 2.500, disusul oleh Tutik Suluyah (PMI asal Ponorogo) dengan pendanaan HKD1.500 dan Tumisih (PMI asal Grobogan Jawa Tengah) di posisi ketiga dengan pendanaan HK$ 1.000.
Sedangkan di kategori Pecah Telor, Carini (PMI asal Cirebon) berhasil menjadi juara pertama dengan berhak mendapatkan pendanaan HK$ 2.500 dan Nurkayati (PMI asal Kediri) pada posisi kedua mendapatkan pendanaan sebesar HK$ 1.500.