Bank Jago Dukung Rencana BI Tambah Insentif Likuiditas Bank Rp 48 T
PT Bank Jago Tbk (ARTO) merespons soal rencana Bank Indonesia yang akan meningkatkan insentif likuiditas makroprudensial perbankan mulai 1 Oktober mendatang. Nantinya, bank sentral Tanah Air akan menambah likuiditas bagi bank yang menyalurkan kredit pada sektor prioritas senilai Rp 48 triliun.
Kebijakan ini ditempuh BI untuk mengantisipasi penyaluran kredit yang diperkirakan lebih lambat pada tahun ini dari dari proyeksi semula 10%-12% menjadi hanya 9%-11% saja.
Direktur Bank Jago Sonny Christian Joseph menuturkan pelaku industri perbankan akan membutuhkan insentif yang diberikan BI. "Kemarin waktu kami bertemu dengan BI, kebetulan saya ikut. Kami sampaikan jika kami mendukung keputusan itu," kata Direktur Bank Jago Sonny Christian Joseph saat ditemui wartawan, Kamis (3/8).
Menurut Sonny, BI masih mengkaji lebih lanjut soal kebijakan tersebut. Namun, kebijakan insentif ini diperkirakan mulai berlaku pada 1 Oktober 2023 nanti. Sedangkan, perbankan saat ini masih wait and see terhadap kebijakan makroprudensial bank sentral.
Dia menjelaskan, sejumlah perbankan saat ini masih mencatatkan likuiditas yang longgar. Menurut data BI, Rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) tercatat tinggi, yakni 26,73% pada Juni 2023. "Bank Jago masih kuat kalau soal likuiditas," katanya.
Sonny juga memebeberkan strategi penyaluran kredit pada 2023. Dia mengatakan Bank Jago akan memperkuat kemitraan seperti bekerja sama dengan beberapa partner.
"Partner itu bisa berupa institusi jasa keuangan berupa perusahaan pembiayaan atau fintech atau P2P tadi, bisa juga dengan platform dan berbagai ekosistem," katanya.
Bank Jago akan melihat dan mengkaji kemitraan yang bisa memberi kontribusi yang optimal bagi perusahaan. "Ada mitra lama yang tidak terlalu optimal, mungkin kami tidak melanjutkan," ujar dia. Namun, Sonny tidak menyebutkan secara detail mitra yang tidak memberikan keuntungan tersebut.
Hingga semester pertama 2023, Bank Jago membukukan laba bersih Rp 41 miliar di semester I 2023, melonjak 40% dari periode yang sama tahun lalu.
“Kinerja keuangan Bank Jago hingga kuartal II 2023 menunjukkan momentum yang baik. Kami ingin menumbuhkan bisnis kami lebih besar lagi dengan terus berinovasi sebagai bank berbasis teknologi dan berkolaborasi dengan ekosistem digital,” kata Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (1/8).
Kenaikan laba bank dengan kode saham ARTO tersebut seiring penyaluran kredit dan pembiayaan syariah sebesar Rp 11,2 triliun per kuartal II 2023 atau tumbuh 54% dibandingkan realisasi kuartal II 2022. Di mana rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross di level 1,2% atau di bawah rata-rata industri perbankan yang sebesar 2,5%.