Prospek Bank Jago: antara Kolaborasi Digital dan Ancaman Bank Besar

Lavinda
Oleh Lavinda
29 Juli 2021, 18:38
PT Bank Jago Tbk diperkirakan mengalami peningkatan rasio kapitalisasi pasar terhadap nilai buku atau price to book ratio (P/B ratio) sebesar 30,7x atau melonjak 3,04 dari rerata P/B ratio dalam lima tahun terakhir.
Katadata
Bank Jago meluncurkan aplikasi keuangan bank digital

PT Bank Jago Tbk diperkirakan mengalami peningkatan rasio kapitalisasi pasar terhadap nilai buku atau price to book ratio (P/B ratio) sebesar 30,7 kali atau melonjak 3,04 dari rerata P/B ratio dalam lima tahun terakhir.

Saat ini, nilai kapitalisasi pasar Bank Jago telah mencapai Rp 254,6 triliun. Pada perdagangan Kamis (29/7) hari ini, harga sahamnya melonjak berada di level Rp 18,375. Nilai itu melonjak tiga kali lipat lebih dari posisi saham enam bulan lalu yang hanya di level Rp 4.661.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rizkia Darmawan mengatakan kerja sama bank digital ini dengan aplikasi raksasa Gojek dan platform investasi Bibit akan menjadi katalis pendapatan positif bagi Bank Jago.

Rizkia meyakini peleburan usaha (merger) antara Gojek Indonesia dan Tokopedia menjadi GoTo akan berdampak positif bagi Bank Jago. Potensi dari 11 juta mitra Usaha Menengah Kecil Mikro (UMKM) gabungan dari GoTo dapat diterjemahkan ke dalam pertumbuhan besar. Tidak hanya terkait jumlah nasabah, tetapi juga nilai pinjaman dan pendanaan untuk Bank Jago.

Sementara itu, integrasi Dompet Jago ke platform investasi Bibit dinilai akan menarik minat nasabah muda untuk berinvestasi secara otomatis melalui akun Jago ke produk investasi Bibit. 

Kami percaya sinergi antara Bank Jago dan penyedia layanan keuangan digital lain, serta fitur inovatif tambahan akan menjadi katalis pendapatan positif bagi Bank Jago di masa depan," katanya dalam riset tertulis, Kamis (29/7).

Ancaman Pertumbuhan Jangka Panjang

Kendati demikian, emiten berkode saham ARTO ini juga menghadapi sejumlah risiko, antara lain eksekusi yang buruk pada integrasi lintas platform, dan persaingan dari bank-bank besar yang mulai memperkuat ekosistem digitalnya. Terdapat pula risiko regulasi yang bisa terjadi, terkait produk dan layanan di masa mendatang.

Rizkia mengatakan persaingan yang ketat dengan bank-bank besar yang memperkuat ekosistem bank digital akan menjadi ancaman pertumbuhan Bank Jago dalam jangka panjang.

"Kami memiliki beberapa kekhawatiran tentang kemampuan Jago untuk mengambil dana dari deposan," ujarnya. 

Salah satu kekhawatirannya, lanjut dia, bank digital biasanya tidak memiliki banyak cabang atau ATM, sehingga pelanggan harus bergantung pada bank lain untuk mentransfer dana mereka ke bank digital. Dengan adanya biaya transfer, hal itu menimbulkan keraguan nasabah untuk membuka rekening bank digital.

"Jika kasus penggunaan yang ditawarkan bank digital tidak cukup menarik, pelanggan mungkin tidak bersedia melakukannya," katanya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...