Penerbitan Obligasi dan Rights Issue di BEI Capai Rp 124,3 Triliun
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat penghimpunan dana melalui aksi korporasi penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu atau rights issue dan penerbitan efek bersifat utang dan atau sukuk mencapai Rp 124,3 triliun sampai dengan 22 September 2023.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna merinci, nilai itu terdiri dari penghimpunan dana melalui rights issue senilai Rp 37,3 triliun dari 26 perusahaan tercatat.
"Senilai Rp 87 triliun dikontribusi dari penerbitan EBUS dari penerbitan 77 emisi dari 51 penerbit," kata Nyoman, kepada media, dikutip Senin (25/9).
Nyoman menambahkan, saat ini masih terdapat 24 perusahaan tercatat dalam pipeline right issue bursa. Perusahaan yang tercatat dalam pipeline rights issue didominasi oleh perusahaan di sektor barangkonsumer primer.
Berikut rincian 24 perusahaan yang berada dalam pipeline rights issue:
• 1 perusahaan dari sektor material dasar
• 8 perusahaan dari sektor barang konsumer primer
• 4 perusahaan dari sektor barang konsumer non primer
• 4 perusahaan dari sektor energi
• 5 perusahaan dari sektor keuangan atau finansial
• 1 perusahaan dari sektor infrastruktur
• 1 perusahaan dari sektor transportasi dan logistik
Selain itu, BEI juga mencatat, dalam pipeline bursa terdapat 18 emisi dari 13 penerbit EBUS yang sedang berada dalam pipeline. Emiten di sektor material dasar menyumbang daftar terbanyak.
Berikut rinciannya:
• 4 perusahaan dari sektor material dasar
• 1 perusahaan dari sektor konsumer non primer
• 2 perusahaan dari sektor energi
• 2 perusahaan dari sektor keuangan atau finansial
• 2 perusahaan dari sektor industri
• 1 perusahaan dari sektor infrastruktur
• 1 perusahaan dari sektor properti dan perumahan
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menilai aksi penghimpunan dana di pasar modal pada tahun ini akan lebih berat lantaran dibayangi risiko dari sisi global dan tahun pemilu di dalam negeri.
“Tahun ini akan lebih berat dari tahun lalu. Tahun lalu Rp 233 triliun, tahun ini kita target Rp 200 triliun yang tentunya melihat potensi 2023 berbeda," kata Inarno, di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (10/8) lalu.
OJK mencatat, sampai dengan akhir Agustus, penawaran umum melalui pasar modal mencapai Rp 172,38 triliun, di antaranya adalah pencatatan 60 emiten baru. Di pipeline OJK saat ini masih terdapat 94 rencana penawaran umum di seluruh instrumen dengan perkiraan nilai dana yang dihimpun sebesar Rp43,43 triliun dan rencana IPO oleh emiten baru sebanyak 59 perusahaan.