Laba Krakatau Steel Diramal Naik 55% Imbas Perang Rusia-Ukraina

Andi M. Arief
13 Mei 2022, 17:21
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk mencatatkan rekor produksi bulanan baja lembaran dingin atau baja Cold Rolled Coil (CRC) yang merupakan rekor produksi terbanyak sepanjang sejarah pabrik Cold Rolling Mill (CRM) berdiri yaitu sebanyak 81.342 ton di penutupa
PT. Krakatau Steel
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk mencatatkan rekor produksi bulanan baja lembaran dingin atau baja Cold Rolled Coil (CRC) yang merupakan rekor produksi terbanyak sepanjang sejarah pabrik Cold Rolling Mill (CRM) berdiri yaitu sebanyak 81.342 ton di penutupan produksi CRC pada 31 Oktober 2021. Rekor tertinggi sebelumnya dilakukan Krakatau Steel di bulan Juli 2008 untuk produk baja CRC dengan pencapaian sebesar 80.032 ton.

PT Krakatau Steel Tbk mencatatkan pertumbuhan ekspor yang signifikan akibat Perang Rusia-Ukraina. Peningkatan ekspor tersebut berhasil mendongkrak laba bersih perusahaan yang diperkirakan mencapai Rp 740 miliar pada Semester I 2022.

Ekspor Krakatau Steel ke Eropa tercatat mencapai 245.000 ton pada Kuartal I-2022. Jumlah tersebut naik 111,2% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 116.000 ton.

Direktur Utama Krakatau Steel, Silmy Karim, mengatakan perusahaan Eropa sebelumnya mengimpor baja dari Ukraina dan Rusia. Perang di dua negara tersebut menyebabkan Eropa mencari alternatif eksportir baja lain untuk memasok kebutuhan di wilayahnya.

"Pertumbuhan ekspor juga dipengaruhi ekspansi penjualan ke Eropa sejak tahun lalu," kata Silmy di Jakarta, Jumat (13/5). 

Dia mengatakan, penetrasi Krakatau Steel ke Eropa berbarengan dengan kelangkaan kontainer di rantai pasok baja dunia. Menurutnya, hal itu mempermudah penetrasi baja Krakatau Steel ke benua biru tersebut. 

Silmy meramalkan pendapatan bersih emiten industri baja berkode KRAS ini akan mencapai Rp 740 miliar pada paruh pertama 2022. Capaian itu naik 55,78% dari laba bersih semester I-2021 senilai Rp 475 miliar. 

Sementara itu, total penjualan pada Januari-Juni 2022 diperkirakanmenyentuh level Rp 20 triliun. Nilai tersebut naik 30,71% dari realisasi periode yang sama tahun lalu sejumlah Rp 15,3 triliun. 

Silmy mengatakan, anak perusahaan berkontribusi sekitar 20% dari capaian perseroan. Adapun, penjualan baja canai panas (HRC) mendominasi hingga 70% dari total volume penjualan Januari-Juni 2022. 

Menurut Silmy, proyeksi tersebut berdasarkan penjualan pre-order hingga Juni 2022. Maka dari itu, SIlmy optimistis proyeksi tersebut akan terealisasi. 

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...