Pilot Citilink Meninggal Dunia, Co-pilot Ambil Alih Pendaratan Pesawat
Pesawat Citilink rute Surabaya-Ujung Pandang dengan nomor penerbangan QG 307 melakukan pendaratan darurat di Bandara Juanda karena pilot utama, Boy Awalia Asnil, tidak sadarkan diri dan dinyatakan meninggal dunia saat di rumah sakit. Pendaratan darurat dilakukan oleh co-pilot yang bertugas.
Awalnya, Pesawat Airbus A320 tersebut berhasil lepas landas dari Bandara Juanda, Surabaya, menuju Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, pada pukul 06.15 WIB, Kamis (21/7). Setelah tujuh menit mengudara, pesawat tersebut menginformasikan keadaan darurat dengan alasan ketidakmampuan (incapacity) pilot. Tidak lama kemudian, pesawat tersebut meminta melakukan pendaratan darurat ke Bandara Juanda, Surabaya.
Pesawat Airbus A320 berhasil mendarat dengan aman dan selamat di Bandara Juanda. Petugas bandara langsung melakukan evakuasi dan penanganan medis pada Boy.
Dalam video yang beredar di media sosial, penumpang mengaku sempat panik saat mengetahui bahwa pesawatnya harus kembali lagi mendarat di Juanda.
"Pilot sakit, mendarat lagi di Juanda. Pesawat terbang rendah, semua penumpang panik. Ya Allah untung selamat, didaratkan dengan co-pilot. Mohon doanya kawan," kata salah satu penumpang pesawat dalam video tersebut, Kamis (21/7).
Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Raji'un... Pilot asal @Aceh Citilink Meninggal Dunia di Udara. Tanggal 21 Juli 2022 di Bandar Udara Juanda Flight No : QG 307 Capt. Boy Awalia Asnil. FO: Okky Alfiansyah pic.twitter.com/ZkRFfFteCf— Aceh ???????????????? (@Aceh) July 21, 2022
Pilot Boy kemudian langsung mendapatkan penanganan medis ketika mendarat di bandara. Boy kemudian dirujuk ke ke Rumah Sakit Mitra Keluarga Waru yang berjarak sekitar 6,6 kilometer dari Bandara Juanda Surabaya.
Sementara itu dikutip dari Detik Jatim, petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Surabaya langsung mengecek kondisi pilot setelah pesawat mendarat. Petugas sempat melakukan pemeriksaaan di dalam pesawat. Pada pengecekan pertama tersebut, petugas tidak menemukan denyut nadi Boy.
"Ketika staf medis kami datang di pesawat, yang bersangkutan sudah tidak teraba nadinya," kata Plt Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Surabaya, dr Acub Zainal di Surabaya, Kamis (21/7/2022).
Acub menambahkan, pilot tersebut sempat dilarikan ke rumah sakit. Saat di RS, dokter menyatakan jika sang pilot sudah meninggal dunia.
Acub tidak mengetahui penyakit yang diderita Boy. Hanya saja, ia mengatakan, Boy sudah menggunakan mayo tube saat saat petugas kesehatan mengecek kondisinya di pesawat. Diketahui, mayo tube merupakan alat medis untuk membantu jalan nafas dalam menahan pangkal lidah dari dinding belakang fairing.
"Beliau dilarikan ke RS mitra keluarga. Sakit apa? Kami belum tahu karena saat datang di lokasi yang bersangkutan sudah terpasang mayo tube dan oksigen dengan nadi yang tidak teraba," tambah Acub.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari Citilink mengenai sakit yang diderita Boy. Direktur Utama PT Citilink Indonesia, Dewa Kadek Rai, mengatakan bahwa semua kru sudah melewati prosedur pengecekan kesehatan dan dinyatakan fit atau laik terbang.
"Citilink senantiasa mengutamakan aspek keselamatan, keamanan dan kenyamanan penerbangan, oleh karena itu kami selalu berupaya sejak dini dalam mengantisipasi hal-hal yang berpotensi mengganggu keselamatan dan keamanan penerbangan," kata Dewa dalam keterangan tertulus, kamis (21/7).
Official Airline Guide (OAG) merilis peringkat maskapai yang memiliki ketepatan waktu penerbangan (On-Time Performance/OTP) terbaik pada Mei 2022. Hasilnya Garuda Indonesia menempati posisi pertama dan Citlink keempat.