PUPR Fokus Garap Backbone Tol Trans Sumatera, Basuki: Siripnya Direm

Andi M. Arief
18 Agustus 2022, 18:00
Sejumlah kendaraan pemudik antre melintasi Gerbang Tol Bakauheni Selatan, Lampung Selatan, Lampung, Minggu (1/5/2022). Pada H-1 Idul Fitri 1443 H, Jalan Tol TranS Sumatera (JTTS) Bakauheni-Palembang dipadati kendaraan pemudik.
ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/wsj.
Sejumlah kendaraan pemudik antre melintasi Gerbang Tol Bakauheni Selatan, Lampung Selatan, Lampung, Minggu (1/5/2022). Pada H-1 Idul Fitri 1443 H, Jalan Tol TranS Sumatera (JTTS) Bakauheni-Palembang dipadati kendaraan pemudik.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau PUPR menargetkan konstruksi Jalan Tol Trans Sumatra Tahap I rampung pada 2024. Oleh karena itu, pemerintah akan fokus membangun tulang punggung atau backbone JTTS daripada jenis jalur lainnya.

Berdasarkan catatan PT Hutama Karya, ada 13 ruas yang masuk dalam daftar konstruksi JTTS Tahap I. Adapun, ruas backbone pada konstruksi JTTS Tahap I yang sedang dalam tahap konstruksi adalah Binjai-Pangkalan Brandan, Sigli-Banda Aceh, Binjai-Langsa, dan Kayu Agung-Palembang-Betung.

"Kami akan rampungkan minimal dari Bakauheni sampai Jambi itu akan semua selesai. Jadi, konstruksi tol sirip-siripnya, seperti dari Bengkulu dan Padang, agak kami rem konstruksinya, tapi kami selesaikan backbone-nya," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam konferensi pers virtual, Selasa (18/8).

Basuki mengatakan target minimal konstruksi JTTS tahap I adalah menghubungkan jalan bebas hambatan dari beberapa ruas backbone JTTS, seperti dari Bakauheni ke Jambi dan Pekanbaru ke Dumai.

 Hutama Karya mendata total panjang JTTS tahap I mencapai 1.065 kilometer (Km) dengan total investasi mencapai Rp 152,26 triliun. Tol Bakauheni-Terbanggi Besar tercatat sebagai jalan bebas hambatan dengan tingkat pengembalian tahunan (IRR) terbesar atau mencapai 6,57%, sedangkan Tol Binjai-Pangkalan Brandan menjadi ruas dengan IRR terendah atau minus 5,54%.

Sementara itu, Tol Pekanbaru-Pangkalan memiliki IRR secara ekonomi (EIRR) tertinggi atau hingga 44,53%. Adapun, EIRR terendah ada di ruas Taba Penanjung-Bengkulu atau sebesar 13,45%.

Secara total, konstruksi JTTS dibagi menjadi lima tahap dengan total panjang mencapai 2.836 Km atau lebih dari dua kali lipat panjang Jalan Tol Trans Jawa sepanjang 1.167 Km. Total investasi yang dibutuhkan untuk membangun seluruh JTTS mencapai Rp 531,1 triliun.



Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah mengusulkan untuk mengalokasikan Penyertaan Modal Negara (PMN) dalam RAPBN anggaran 2023 sebesar Rp 30,56 triliun ke Hutama Karya. Hutama Karya memproyeksikan realisasi PMN anggaran 2023 akan diterima pada triwulan kedua tahun depan.

Adapun anggarannya akan disalurkan untuk penyelesaian pembangunan ruas-ruas JTTS tahap 1, seperti:

<> Ruas Binjai – Langsa, Rp 1,096 miliar;
<> Ruas Indralaya – Muara Enim, Rp 1,028 miliar;
<> Ruas Kisaran – Indrapura, Rp 1,176 miliar;
<> Kuala Tanjung – Parapat, Rp 3,037 miliar;
<> Ruas Bengkulu – Tb. Penanjung, Rp 266 miliar;
<> Ruas Sigli – Banda Aceh, R p 952 miliar;
<> Ruas Padang – Sicincin, Rp 5,339 miliar;
<> Ruas Pekanbaru – Pangkalan, Rp 797 miliar.

Serta pembangunan ruas-ruas JTTS tahap 2, yakni: Ruas
<> Betung – Tempino – Jambi, Rp 8,962 Miliar; Ruas

<> Junction Pekanbaru – Bypass Pekanbaru, Rp 7,909 miliar.

Reporter: Andi M. Arief

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...