Mendag Bantah Pernyataan Badan Pangan Soal Stok Kedelai Hanya 7 Hari
Kementerian Perdagangan menyanggah pernyataan Badan Pangan Nasional yang menyebutkan bahwa stok kedelai hanya tujuh hari. Menurut Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, stok kedelai Indonesia aman untuk tiga bulan.
"Kedelai stoknya aman, bisa untuk 3 bulan. Yang bilang stoknya cuma seminggu itu hoaks. ," ujar pria yang akrab disapa Zulhas ini di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa (25/10).
Namun demikian, Zulhas mengakui bahwa harga kedelai saat ini masih mahal. Pasalnya, Indonesia melakukan impor per tiga bulan yaitu pada Juli 2022. Kala itu, harga kedelai dunia masih tinggi.
Saat ini, Zulhas mengatakan, harga kedelai dunia mulai turun. Namun, pembelian kedelai masih mengalami kendala pelemahan Rupiah terhadap Dolar AS. Dengan demikian, harga kedelai berpotensi terasa mahal bagi konsumen Indonesia.
"Kalau rupiah dekati Rp 17 ribu, harga impor tentu lebih tinggi. Ini yang lagi kita rapatkan bagaimana dampaknya terhadap sembako kalau rupiahnya naik," kata dia.
Badan Pangan sebut stok kedelai hanya untuk 7 hari
Sebelumnya, Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional I Gusti Astawa mengatakan terus mewaspadai pasokan pangan di tengah tantangan resesi global dan potensi krisis pangan.
“Kita wajib waspada, kita tidak boleh terpaku pada peribahasa seolah daerah kita ini subur, padahal kondisi riil di lapangan ada daerah yang surplus, dan ada daerah yang defisit. Ini menjadi peran kita bersama,” katanya diuktip dari Antara, Senin (24/10).
Ia menyebut saat ini ketersediaan beras di Indonesia masih cukup sampai 88 hari ke depan. Sementara pasokan jagung masih cukup untuk 52 hari ke depan, bawang merah 39 hari, cabai besar 12 hari, daging lembu 82 hari, daging ayam ras 62 hari, gula konsumsi 149 hari, dan minyak goreng 77 hari.
Hanya saja kedelai diperkirakan akan cukup untuk 7 hari ke depan sehingga perlu diperhatikan penambahan pasoknya terutama bagi perajin tahu dan tempe. Pemerintah menurutnya perlu memiliki cadangan pangan yang cukup agar harga bahan pangan tidak dikuasai oleh spekulan.
“Ada lima jenis cadangan pangan yang perlu dijaga, yakni cadangan pangan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten atau kota, pemerintah desa, dan masyarakat,” katanya.
Badan Pangan Nasional juga terus berupaya agar Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik dapat menyerap produksi petani untuk memenuhi cadangan pemerintah. Saat ini Bulog memiliki pasokan sekitar 700 ton beras yang perlu ditambah.
“Saat ini kami sedang membenahi Perpres (Peraturan Presiden) tentang cadangan pangan. Tiga komoditas utama yang cadangannya akan kami tata, yakni beras, jagung, dan kedelai sehingga cadangannya dikuasai Bulog untuk mengendalikan harga,” katanya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor kedelai Indonesia mencapai 2,49 juta ton dengan nilai US$1,48 miliar atau setara Rp21,9 triliun pada 2021.
Dalam 5 tahun terkahir, impor kedelai Indonesia di atas 2,4 juta ton per tahun dan dengan nilai di atas US$1 miliar per tahun seperti terlihat pada grafik.