Penyelenggaraan KTT G20 Berkontribusi Rp 7,4 Triliun pada PDB RI

Nadya Zahira
4 November 2022, 09:46
Wisatawan mengunjungi area Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park, Badung, Bali, Kamis (3/11/2022). Berbagai persiapan teknis seperti konstruksi dan keamanan terus dilakukan di GWK sebagai persiapan menjelang penyelenggaraan "gala dinner" Konferensi T
ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/hp.
Wisatawan mengunjungi area Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park, Badung, Bali, Kamis (3/11/2022). Berbagai persiapan teknis seperti konstruksi dan keamanan terus dilakukan di GWK sebagai persiapan menjelang penyelenggaraan "gala dinner" Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di area itu.

Penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 diprediksi berkontribusi sebesar US$ 533 juta atau sekitar Rp7,4 triliun pada produk domestik bruto (PDB), termasuk juga peningkatan konsumsi domestik hingga Rp1,7 triliun. Manfaat penyelenggaran KTT G20 tersebut lebih besar 1,5 hingga dua kali lipat dari penyelenggaraan Annual Meeting International Monetary Fund atau IMF yang diselenggarakan di Bali pada 2018 lalu.

 “Kami sudah menyelenggarakan banyak acara sejak 1 Desember tahun lalu. Total ada 438 event di 25 kota di Indonesia dengan berbagai tingkatan level pertemuan. Seluruh rangkaian itu memberikan manfaat besar terutama di dalam mendorong pertumbuhan ekonomi,” ujar Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso dalam jumpa pers #G20Updates secara daring bertajuk "Manfaat G20 untuk Masyarakat,", Kamis (3/11).

Susiwijono mengatakan,  penyelenggaraan KTT G20 juga menyerap banyak tenaga kerja. Jumlah tenaga kerja yang diserap dari seluruh rangkaian kegiatan, baik di event utama maupun side event Presidensi G20, mencapai 3 ribu pekerja.

Penyerapan tenaga kerja tersebut terutama dari sektor transportasi, akomodasi, MICE dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) karena di setiap event selalu melibatkan 

 "Kalau dibandingkan dengan annual meeting pada tahun 2018 lalu, manfaat nyata bisa 1,5 hingga 2 kali lipat bahkan lebih,” ujar Susiwijono.

Ekonomi Bali menggeliat

Disisi lain, Susiwijono mengatakan hal lain yang terlihat adalah mulai menggeliatnya perekonomian di Bali. Salah satu contohnya adalah, dari Agustus hingga akhir September, terdapat sekitar 15 kali ministerial meeting, dari sisi trafik sudah terlihat peningkatan lebih dari 70% dari trafik sebelumnya dalam segi transportasi.

 "Dampaknya di Bali kita belum melihat betul PDRBnya (Produk Domestik Regional Bruto). Tapi dari transportasi, traffic di Bali sudah confirm, tingkat hunian juga melebihi pra pandemi. Demikian juga sektor pendukung side event," ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Staf Ahli Bidang Pemanfaatan Sumber Daya kemaritiman Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Nyoman Shuida, menuturkan bahwa G20 memberikan dampak maksimal dan langsung bagi masyarakat seperti peningkatan wisatawan mancanegara hingga 1,8 juta – 3,6 juta dan juga 600 ribu – 700 ribu lapangan kerja baru ditopang kinerja bagus pada sektor kuliner, fesyen, dan kriya.

Halaman:
Reporter: Nadya Zahira
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...