Ajak Kanada, Bahlil Usul Dirikan Organisasi Negara Produsen Nikel

Tia Dwitiani Komalasari
16 November 2022, 06:07
Menteri Investasi Republik Indonesia, Bahlil Lahadalia, melakukan pertemuan dengan Menteri Perdagangan Internasional, Promosi Ekspor, Usaha Kecil dan Pembangunan Ekonomi Kanada, Mary Ng, di sela KTT G20 pada Selasa (15/11).
Humas BKPM
Menteri Investasi Republik Indonesia, Bahlil Lahadalia, melakukan pertemuan dengan Menteri Perdagangan Internasional, Promosi Ekspor, Usaha Kecil dan Pembangunan Ekonomi Kanada, Mary Ng, di sela KTT G20 pada Selasa (15/11).

Menteri Investasi Republik Indonesia, Bahlil Lahadalia, melakukan pertemuan dengan Menteri Perdagangan Internasional, Promosi Ekspor, Usaha Kecil dan Pembangunan Ekonomi Kanada, Mary Ng, di sela KTT G20 pada Selasa (15/11). Dalam pertemuan tersebut, Bahlil mengusulkan inisiatif untuk mendirikan organisasi negara-negara penghasil nikel seperti OPEC atau The Organization of the
Petroleum Exporting Countries.

Bahlil mengatakan, adanya organisasi seperti OPEC untuk negara penghasil nikel dapat mengoordinasikan dan menyatukan kebijakan komoditas nikel. Apalagi, Indonesia saat ini sedang memprioritaskan hilirisasi sumber daya alam dalam rangka pengembangan ekosistem kendaraan listrik.

Menurut Bahlil, selama ini negara-negara industri produsen kendaraan listrik kerap  melakukan proteksi. Akibatnya, negara penghasil bahan baku baterai tidak memperoleh pemanfaatan nilai tambah yang optimal dari industri kendaraan listrik.

"Melalui kolaborasi tersebut, kita harap semua negara penghasil nikel bisa mendapat keuntungan melalui penciptaan nilai tambah yang merata,” ujarnya di Nusa Dua, Bali, Selasa (15/11).

Indonesia-Canada CEPA

Bahlil mengatakan,  pertemuan tersebut juga mengeksplor peluang kerja sama kedua negara dan juga kolaborasi untuk optimalisasi sumber daya alam secara berkelanjutan.  Kedua negara sama-sama kaya akan hasil pertambangan khususnya nikel.

Dia juga menyampaikan komitmen untuk mendukung penyelesaian perjanjian kerja sama ekonomi Indonesia-Kanada atau Indonesia-Canada CEPA. Bahlil berjanji untuk berkoordinasi lebih lanjut dengan Menteri Perdagangan dan Menteri Perindustrian untuk mengakselerasi penyelesaian Indonesia-Canada CEPA tersebut.

Sementara itu, Mary mengatakan bahwa pekerjaan rumah selanjutnya adalah kedua negara untuk bekerja bersama dan mengeksplorasi peluang kolaborasi dimaksud. Menurut dia, kedua negara sudah memiliki visi yang sejalan terkait optimalisasi sumber daya alam secara
berkelanjutan yang juga memberikan benefit secara ekonomi.

Dia mengatakan, pemerintah Kanada juga menginisiasi transisi ekonomi ke arah ekonomi hijau berkelanjutan, terutama dalam hal menciptakan lapangan pekerjaan hijau.

"Pada prinsipnya, kami meyakini bahwa kolaborasi perlu dilakukan dengan partner yang dapat dipercaya, dan Indonesia termasuk partner yang tepat,” ungkap Mary.

Terkait negosiasi CEPA dengan Indonesia, Mary mengatakan bahwa Kanada akan menciptakan sebuah kerangka yang akan memberikan investor kepastian dalam melakukan usahanya di Indonesia. Hal itu diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan dan minat investor
asal Kanada dalam berinvestasi di Indonesia.

Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM, Kanada menduduki peringkat ke-19 dalam realisasi investasinya yang mencapai USD954,7 juta selama periode 2017 sampai dengan Triwulan III tahun 2022. Sektor dengan realisasi investasi terbesar dari Kanada adalah sektor pertambangan (90%), disusul oleh sektor industri logam dasar sebesar (3%), kemudian hotel dan restoran (2%).

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...