Tak Gunakan Pawang, Jokowi Pakai Cara Ilmiah Cegah Hujan Saat G20
Pelaksanaan G20 di Bali yang dilaksanakan di tengah musim hujan menjadi tantangan tersendiri, terutama acara jamuan makan malam yang dihelat di Garuda Wisnu Kencana (GWK) pada Selasa (15/11). Hal ini disampaikan Presiden Joko Widodo saat melakukan pertemuan dengan sejumlah pemimpin redaksi media nasional di Hotel Apurva Kempinski, Bali pada Kamis (17/11).
“Saya sudah putuskan gala dinner di GWK, disiapkan lighting-nya dengan baik, dan prakiraan BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) pada hari itu akan hujan,” ucap Jokowi.
Dia mengatakan, panitia berencana melakukan rekayasa cuaca setelah mendapat informasi bahwa diperkirakan akan hujan. “Kita menggunakan BMKG dan kita menyiapkan Teknologi Modifikasi Cuaca atau TMC” ujar Jokowi.
Jokowi membantah jika panitia G20 menggunakan jasa pawang hujan. Dia mengatakan bahwa rekayasa hujan murni berdasarkan cara ilmiah.
“Kita ini ilmiah sekali. Setiap ada gumpalan awan yang menimbulkan potensi hujan langsung disergap tim TMC,” kata Jokowi. TMC menyergap awan dengan menabur garam, yang biasanya sebanyak 1,5 ton, kemudian ditambah menjadi 27 ton.
Namun demikian, dia mengatakan bahwa pemerintah daerah juga turut membantu kesuksesan acara tersebut yang bisa saja menggunakan kearifan lokal.
Jokowi juga menceritakan bagaimana dirinya dikabarkan adanya hujan yang terjadi sebelum acara jamuan makan malam. “Sore sampai malam, saya dikabari bahwa pesawatnya masih terbang. Jadi tiga hari jelang gala dinner urusan cuaca menjadi fokus panitia,” kata Presiden.
Saat malam pelaksanaan gala dinner, cuaca memang sangat bersahabat, udara sejuk dan tidak hujan. Para kepala negara pun sangat menikmati sajian makan malam dan menyaksikan pagelaran seni.