Cegah Jakarta Tenggelam, Warga Akan Setop Gunakan Air Tanah pada 2030

Nadya Zahira
21 Februari 2023, 08:29
Sejumlah anak-anak bermain di wilayah Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman yang terendam banjir rob di Muara Baru, Jakarta Utara, Selasa (9/11/2021). Laporan Fitch Solutions Country Risk & Industry Research memprediksi wilayah utara Jakarta dapat te
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Sejumlah anak-anak bermain di wilayah Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman yang terendam banjir rob di Muara Baru, Jakarta Utara, Selasa (9/11/2021). Laporan Fitch Solutions Country Risk & Industry Research memprediksi wilayah utara Jakarta dapat tenggelam secara menyeluruh pada tahun 2050 jika tidak ada intervensi lebih lanjut dari pemerintah.

Warga Jakarta ditargetkan untuk setop gunakan air tanah pada 2030. Untuk mencapai target tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau PUPR mengebut pembangunan akses perpipaan air minum di DKI Jakarta.

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, mengatakan warga DKI harus berhenti menggunakan air tanah. Penggunaan tersebut menyebabkan air tanah DKI Jakarta semakin turun.

“Kalau semua proyek SPAM ini sudah bisa kita selesaikan sesuai timeline dan bisa supply rakyat DKI Jakarta, maka pada tahun 2030, pemerintah bisa menyampaikan kepada rakyat untuk setop pakai air tanah,” ujar Basuki melalui keterangan resmi, Selasa (21/2).

Basuki mengatakan, pembangunan akses perpipaan air minum ini dilakukan sebab DKI Jakarta memiliki tantangan penurunan muka air tanah sebagai dampak dari ekstraksi air tanah. Untuk menyelesaikan tantangan tersebut, diperlukan peningkatan pelayanan perpipaan air minum yang saat ini cakupan pelayanannya masih 65%. 

Tak hanya itu, juga dibutuhkan pasokan air sebesar 31.875 liter per detik pada Tahun 2030 untuk mencapai cakupan pelayanan air minum perpipaan 100%. 

Pembiayaan

Basuki menuturkan, pembangunan sisi hulu meliputi SPAM Regional Jatiluhur I sebesar 4.000 liter per detik, SPAM Regional Karian-Serpong sebesar 3.200 liter per detik, dan SPAM Ir. H. Djuanda dengan indikasi sebesar 2.054 liter per detik. 

Sementara itu, pada sisi hilir, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan optimalisasi aset eksisting SPAM dan pembangunan baru untuk mendukung SPAM Regional Jatiluhur I dan SPAM Regional Karian-Serpong. Proyek tersebut menggunakan skema bundling dengan biaya modal sebesar Rp 26,7 Triliun. 

“Pada hari ini (kemarin), pembiayaan sisi hilir akan diwujudkan melalui penandatanganan fasilitas kredit antara PT Air Bersih Jakarta dengan Sindikasi Kreditur untuk dua tahun pertama dengan biaya modal sebesar Rp12 Triliun yang terdiri dari pinjaman sebesar Rp 8,8 Triliun dan ekuitas pemegang saham," ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, CEO PT Moya Indonesia Mohamad Selim berterimakasih kepada Pemerintah Indonesia, khususnya Kementerian PUPR dan Pemprov DKI Jakarta, “Penandatanganan fasilitas kredit antara PT Air Bersih Jakarta dan 8 konsorsium keuangan merupakan awal dari milestone project SPAM DKI Jakarta," ujarnya.

Pada dua tahun pertama, Selim mengatakan, pihaknya akan membangun 2500 km pipa yang melayani 350.000 Sambungan Rumah atau SR. Pihaknya memulai pekerjaan tersebut pada April 2023 ini.  

Direktur Bank BCA Tbk, Antonius Widodo Mulyono, yang menjadi leader lembaga perbankan dalam proyek ini mengatakan, sektor finansial berkomitmen untuk mendukung pembiayaan infrastruktur dasar Pemerintah Indonesia, termasuk di luar proyek air minum.

“Terima kasih kepada semua stakeholder yang terlibat dalam project ini, kami mewakili sektor finansial siap dari sisi financial support, dan kami berharap proyek ini dapat berjalan sesuai rencana,” kata Antonius.

Reporter: Nadya Zahira

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...