Ini Rahasia Cina Sukses Pasarkan Mobil Listrik, AS Jauh Tertinggal

Tia Dwitiani Komalasari
7 Desember 2023, 05:45
Mobil Tesla Model-3 buatan China terlihat saat acara pengiriman di pabriknya di Shanghai, China, Selasa (7/1/2020).
ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song
Mobil Tesla Model-3 buatan China terlihat saat acara pengiriman di pabriknya di Shanghai, China, Selasa (7/1/2020).

 Cina menjadi negara yang terdepan dalam memasarkan pasar mobil listrik secara global. Kendaraan listrik bahkan telah menguasai seperempat pasar otomotif di Cina. 

Menurut International Energy Agency (IEA), Tiongkok merupakan negara dengan mobil listrik terbanyak di dunia.

"Tiongkok menyumbang di atas 50% dari seluruh mobil listrik yang ada di jalanan global," kata IEA dalam laporan Global EV Outlook 2023, dikutip Kamis (7/12).

 IEA memperkirakan tedapat sekitar 13,8 juta unit mobil listrik di Tiongkok sampai akhir 2022. Angka itu terdiri dari 10,7 juta unit mobil listrik tipe battery electric vehicle (BEV), ditambah 3,1 juta unit tipe plug-in hybrid electric vehicle (PHEV).
 
Mobil listrik tipe BEV sepenuhnya menggunakan energi dari baterai, yang dayanya bisa diisi ulang menggunakan jaringan listrik rumah atau di stasiun pengisian (charging station). Sementara tipe PHEV memiliki dua jenis mesin penggerak, yaitu mesin konvensional berbahan bakar bensin, ditambah mesin berbasis baterai yang dapat dicas seperti BEV.

Penjualan Mobil Listrik di AS Tertinggal

Posisi kedua dengan jumlah mobil listrik terbanyak adalah Eropa yaitu sebesar 7,8 juta unit pada 2022. Jumlah tersebut terdiri dari 4,4 juta unit BEV dan 3,4 juta unit PHEV.
 
Sementara Amerika Serikat (AS) hanya bisa memasarkan 3 juta unit mobil listrik di negaranya, atau kurang dari seperempat dari Cina. Jumlah tersebut terdiri dari 1,1 juta unit BEV dan 900.000 unit PHEV. 

Kenapa Cina Sukses Pasarkan Mobil Listrik?

Dikutip dari Reuters, sejumlah pakar industri menyebutkan, terdapat dua faktor yang menyebabkan Cina sukses memasarkan mobil listrik. Dua faktor tersebut adalah harga mobil listrik dan ketersediaan stasiun pengisian daya.

Perusahaan riset Inggris, JATO Dynamics, mengemukakan rata-rata mobil listrik di Tiongkok berharga 31.165 euro atau Rp 521 ribu pada pertengahan tahun 2023. JATO menemukan bahwa mobil listrik termurah di Cina 8% lebih murah dibandingkan mobil setara bensin termurah.

Harga mobil listrik yang murah tersebut berkat subsidi pemerintah yang besar dan ketersediaan logam tanah jarang (rare earth) yang sangat penting dalam produksi kendaraan listrik.

Sebaliknya di AS, harga rata-rata mobil listrik mencapai lebih dari US$ 53.000 atau Rp 821 juta, menurut perusahaan riset otomotif Kelley Blue Book. Harga tersebut sekitar US$ 5.000 atau Rp 77 juta lebih mahal daripada mobil bertenaga bensin.

 Jumlah stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) AS juga tertinggal jauh dibandingkan Cina. Berdasarkan data Institut Elektrifikasi pada Oktober lalu mencatat bahwa Cina memiliki 1,2 juta SPKLU. Jumlah tersebut jaub lebih tinggi dari Eropa dan AS yang masing-masing memiliki 400.000 unit dan 52.000 unit SPKLU.

Namun  demikian, IEA memperkirakan kendaraan listrik akan tumbuh hingga 50% dari jumlah registrasi mobil baru di AS pada 2030. Hal itu karena para pengemudi tertarik pada kemajuan teknologi, penurunan harga, dan ketidakstabilan harga BBM.

Persaingan Tesla dan BYD

Amerika Serikat memiliki sejumlah produsen mobil listrik, di antaranya Tesla, Ford, dan Chevrolet. Sepanjang September 2023, Tesla Model Y juga menjadi mobil listrik yang terlaris dunia.

Namun, enam tipe merek mobil listrik asal Cina BYD mendominasi 10 mobil lisytrik terlaris pada bulan tersebut. Dua tipe mobil listrik asal Cina lainnya, GAC Aion, juga masuk dalam daftar mobil listrik terlaris.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...