Kemenkeu dan BI Prediksi Ekonomi Kuartal III Tumbuh Lebih dari 5,4%
Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia kompak memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga tahun ini lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencapai 5,44% secara tahunan. Peningkatan pertumbuhan ekonomi ini terjadi meskipun pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak dan di tengah perlambatan ekonomi global.
"Kita melihat memang secara agregat perekonomi pada kuartal ketiga akan akan tumbuh cukup tinggi dan harapannya akan lebih baik dari kuartal kedua," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu, dalam konferensi pers secara daring, Senin (26/9).
Pertumbuhan yang lebih kuat pada kuartal ketiga tahun ini dipengaruhi low base effect atau pertumbuhan yang rendah pada periode yang sama tahun lalu. Lonjakan kasus Covid-19 varian Delta yang dimulai pada awal Juli tahun lalu telah menekan perekonomian dengan pertumbuhan hanya 3,51% dari pertumbuhan 7,1% pada kuartal sebelumnya.
Lonjakan kasus Covid-19 tahun lalu telah menimbulkan dilakukannya pembatasan mobilitas sehingga konsumsi masyarakat tertahan. "Dengan demikian, konsumsi rumah tangga pada kuartal ketiga tahun ini akan relatif cukup kuat," tambah Febrio.
Masih kuatnya konsumsi juga terlihat dari berbagai indikator. Indeks Google Mobility menunjukkan 19,5% lebih ramai dari kondisi sebelum pandemi. Hal ini mengindikasikan masyarakat makin leluasa melakukan mobilitas. Indeks Penjualan ritel juga tumbuh 5,4% serat indeks konsumsi dari Mandiri Spending Index di level 132 poin.