OJK Imbau Santri Belajar Ekonomi Hijau hingga Metaverse, Ini Alasannya

 Zahwa Madjid
23 Oktober 2022, 10:39
Anggota Dewan Komisaris OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Friderica Widyasari Dewi (kedua dari kanan), dalam kegiatan santri cakap literasi keuangan syariah (Sakinah), di Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak, Bantul, Yogyakarta, Sabtu (22/10)
Zahwa Madjid/Katadata
Anggota Dewan Komisaris OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Friderica Widyasari Dewi (kedua dari kanan), dalam kegiatan santri cakap literasi keuangan syariah (Sakinah), di Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak, Bantul, Yogyakarta, Sabtu (22/10)

Tingkat literasi keuangan masyarakat lebih rendah dibandingkan tingkat inklusi keuangan masyarakat. Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tingkat literasi keuangan masyarakat sekitar 38,03%; sedangkan tingkat inklusi keuangan sebesar 76%.

Indeks literasi keuangan sebesar 38,03% itu menunjukkan, dari setiap 100 jiwa penduduk hanya ada sekitar 38 orang yang memiliki pemahaman tentang lembaga keuangan dan produk jasa keuangan dengan baik. Dengan demikian terdapat 62 jiwa penduduk lainnya yang belum memiliki literasi keuangan.

Adapun literasi keuangan yang dimaksud di sini adalah pemahaman mengenai fitur, manfaat, risiko, serta hak dan kewajiban terkait produk dan layanan jasa keuangan. Literasi keuangan juga mengukur tingkat keterampilan, sikap, serta perilaku yang benar dalam menggunakan produk dan layanan jasa keuangan.

Anggota Dewan Komisaris OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Friderica Widyasari Dewi, mengatakan celah antara literasi dan inklusi ini menunjukkan banyak masyarakat yang menggunakan produk jasa keuangan tanpa memiliki pengetahuan yang cukup mengenai produk tersebut.

“Kok lebih tinggi literasinya daripada inklusinya? Berarti masih banyak orang yang menggunakan produk dan jasa keuangan, tapi belum paham. Ini bahaya sekali,” kata Friderica dalam kegiatan santri cakap literasi keuangan syariah (Sakinah),  di Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak, Bantul, Yogyakarta, Sabtu (22/10)

Untuk menutup celah antara literasi dan inklusi, OJK berusaha untuk terus bekerja sama dengan seluruh stakeholder dan pelaku industri jasa keuangan.

"Jadi kalau orang pakai produk jasa keuangan harus paham juga. Angkanya sesuai target pak Presiden Joko Widodo, Insya Allah kita bisa mencapai inklusi keuangan 2024 sebesar 90%," lanjut Friderica

Santri cakap literasi keuangan

Salah satu program OJK dalam memberikan literasi keuangan kepada masyarakat adalah melalui kegiatan santri cakap literasi keuangan syariah (Sakinah). Dalam rangka memperingati hari santri nasional, OJK melakukan sosialisasi kepada para santri di  Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak, Bantul, Yogyakarta, Sabtu (22/10).

Friderica mengatakan, santri didorong memiliki tingkat literasi keuangan yang baik agar dapat memperoleh kesempatan yang sama dalam mengakses keuangan atau inklusi pada lembaga jasa keuangan formal.

“Pada intinya belajar keuangan itu adalah kemampuan kita untuk dapat mandiri secara keuangan nantinya. Karena sebetulnya ilmu tentang pengelolaan keuangan adalah essential life skill atau keterampilan hidup yang sangat penting dibutuhkan oleh kita semua,” kata Friderica, Sabtu (22/10).

Halaman:
Reporter: Zahwa Madjid
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...