Sorta Tobing
6 Juli 2022, 11:29

Video: Italia Status Darurat, Mengapa Eropa Dilanda Kekeringan Parah?

Pemerintah Italia mengumumkan keadaan darurat kekeringan di lima wilayahnya pada Senin (4/7). Wilayah yang mengalami kondisi itu terutama berada di sekitar Sungai Po, antara Florence dan Milan.

Debit air yang terus menyusut menyebabkan kekeringan parah. Beberapa kota telah mengumumkan penjatahan air untuk warganya. 

Pemerintah setempat memberlakukan penjatahan air untuk keperluan rumah tangga dan bisnis. Wilayah Emilia-Romagna, Friuli Venezia Giulia, Lombardy, Piedmont, dan Veneto akan mendapat sekitar 36,5 juta euro atau sekitar Rp 568 miliar dana darurat untuk mengatasi berkurangnya air bersih.

Cuaca yang sangat panas dan curah hujan di musim dingin dan semi telah memperparah kekeringan di Italia bagian utara. Pemerintah setempat sedang menggunakan segala cara agar situasi segera membaik. 

Defisit hujan yang terus-menerus di wilayah Mediterania telah menyebabkan kekeringan hingga merusak hasil tanam. Organisasi pengawas tanaman di Eropa, MARS, sebelumnya menyebut bagian selatan Spanyol dan Portugal, tenggara Prancis, dan barat laut Italia mengalami dampak kekeringan paling parah. 

Kadar air tanah di wilayah tersebut di bawah rata-rata musiman dan waduk irigasi berada di bawah kapasitasnya. Curah hujan tahun ini di Eropa diperkirakan 64% lebih rendah dari rata-rata tahunannya. 

Suhu di atas rata-rata terjadi di utara Jerman, barat Polandia, Denmark, dan Inggris. Kondisi ini dapat meningkatkan jumlah serangga hama. Para petani akan menghadapi kekeringan terburuk dalam beberapa dekade.

Laporan Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 2022 menyebut panas, kelangkaan air, dan kerugian pertanian menjadi dampak perubahan iklim paling besar untuk Benua Biru. 

Laporan itu memperkirakan bagian selatan akan semakin gersang karena air semakin langka. Sedangkan bagian utara akan mengadopsi iklim wilayah Mediterania yang lebih hangat. 

Jika suhu bertambah 1,9 derajat Celcius, maka Eropa dapat kehilangan panen jagungnya sebesar 50%. Sedangkan panen gandum dapat meningkat di bagian utara asalkan suhunya tidak naik lebih 0,9 derajat Celcius dibandingkan saat ini. 

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami