East Ventures Lirik Peluang Investasi pada Proyek Ramah Lingkungan
Perusahan modal ventura East Ventures menyatakan ketertarikannya pada proyek ekonomi ramah lingkungan mengingat semakin pentingnya peranan ekologi di masa mendatang.
Partner East Ventures Melisa Irene menyebutkan bencana banjir besar yang melanda Jakarta pada tahun baru (1/1) dan awal pekan ini (25/2) menyadarkan pentingnya perhatian terhadap lingkungan. Banjir menimbulkan banyak kerugian seperti sejumlah e-commerce di Jakarta yang terkendala dalam mengirimkan paket penjualan.
Oleh karena itu, investasi pada sektor hijau atau proyek ramah lingkungan dinilai menjadi jembatan antara startup dan ekologi. "Kita harus investasi di perusahaan seperti itu, misalkan pembangkit tenaga surya," kata dia dalam acara Lestari Talk 2020 dengan tema “Unboxing Ekonomi Lestari” di Kantor BKPM, Jakarta, Kamis (27/2).
(Baca: BKPM Dukung Konsep Ekonomi Lestari untuk Genjot Investasi Berkualitas )
Laporan International Finance Corporation (IFC) yang dirilis pada April tahun lalu menunjukkan minat investor terhadap investasi yang memberikan dampak sosial politik di samping keuntungan finansial mencapai US$ 26 triliun. Tren investasi berdampak ini dapat menyasar kebutuhan lokal yang baik bagi sosial dan lingkungan.
Melisa juga melihat arah investasi hijau akan semakin berkesinambungan, sebab konsumen mulai memerhatikan kelestarian lingkungan terutama dalam kegiatan konsumsinya.
Melisa mengambil contoh, konsumen yang membeli kopi mulai mengurangi penggunaan plastik dan sedotan. Permintaan pasar tersebut dinilai dapat mendorong industri untuk berubah ke arah lingkungan hijau.
Bukan hanya konsumen, produsen pun mulai berpikir berinvestasi pada ekonomi ramah lingkungan, seperti menggunakan cadangan energi yang berasal dari tenaga matahari. "Jadi dunia bisnis mulai berpikir untuk investasi tenaga surya sehingga operasinya semakin efisien dan kompetitif," ujar dia.
Ia pun menilai, salah satu investasi hijau yang prospektif ialah sektor sumber energi dan pengolahan sampah yang ramah lingkungan. Salah satu pertimbangannya, permintaan pasar mulai mengarah pada upaya menekan jumlah limbah.
(Baca: Pemerintah Luncurkan Konsep Investasi Hijau di Papua dan Papua Barat)
Ekonomi berkelanjutan, lanjut dia, penting untuk dipastikan agar tepat sasaran. Oleh karena itu, East Venture menggandeng Katadata Insight Center untuk menyusun East Ventures – Indonesia Digital Competitiveness Index (EV-DCI).
"Ini untuk melibatkan pihak publik untuk terlibat (pada ekonomi berkelanjutan) lebih dalam," kata Melisa.
East Ventures juga akan memetakan potensi Indonesia dengan memelajari lanskap setiap daerah. Harapannya, hal tersebut dapat menggali sumber daya masing-masing daerah.
Upaya tersebut juga sejalan dengan keinginan pemerintah yang mendorong nilai tambah pada suatu komoditas. "Tapi kami perlu lebih detail melihat apakah mampu membentuk daerah dengan peningkatan nilai tambah," ujarnya.
(Baca: RI Gandeng Denmark & Korsel Dorong Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan)