Ilmuwan Harvard Sarankan Perbanyak Tes Antigen untuk Kendalikan Corona

Image title
7 Desember 2020, 15:54
vaksin virus corona, pandemi corona, testing corona, tracing, amerika serikat
ANTARA FOTO/REUTERS/Brendan McDermid/hp/cf
Seorang pasien tiba di luar Maimonides Medical Center, saat penyebaran penyakit virus korona (COVID-19) terus berlanjut, di Brooklyn, New York, Amerika Serikat, Jumat (4/12/2020).

Amerika Serikat merupakan negara dengan penyebaran kasus Covid-19 terbanyak di dunia mencapai 15,15 juta orang terinfeksi hingga Senin (7/12). Penyebaran corona di Amerika semakin cepat, selama lima hari pada pekan lalu pertambahannya mencapai 1 juta.

Padahal untuk mencapai 1 juta kasus pertama dibutuhkan waktu 100 hari sejak virus corona masuk ke negara itu pada 20 Januari lalu.

Kematian akibat Covid-19 di AS mencapai 288 ribu orang. Setiap pekan angka kematian akibat Covid-19 di AS mencapai dua kali lipat dari korban kekerasan pada peristiwa 9/11 yang menyebabkan 3 ribu orang kehilangan nyawa.

Saat ini, pemerintah AS memfokuskan pada upaya pengadaan vaksin yang diperkirakan beredar pada Desember ini. Michael Mina, Asisten Profesor Epidemiologi dan Imunologi, Universitas Harvard, menilai penggunaan vaksin secara aman, efektif, dan tersedia secara luas masih akan melalui proses panjang.

Mina menyoroti pentingnya langkah pengujian atau testing virus corona yang lebih cepat.  Salah satunya adalah tes antigen yakni alat pengukur penularan virus atau contagiousness test. "Antigen memiliki efektivitas lebih tinggi karena ditaksir 98% persen lebih sensitif daripada tes polymerase chain reaction (PCR)," kata Mina dalam tulisan yang dikutip dari TIME.  

Tes antigen yang menggunakan paper-strip ini pun dinilai lebih murah, mudah diproduksi, mengeluarkan hasil dalam hitungan menit saja, dan dapat digunakan di rumah masing-masing.

Mina menggambarkan tes antigen ini berbentuk secarik kertas kecil dengan molekul khusus yang disisipkan di dalamnya untuk mendeteksi SARS-CoV-2. Kertas tersebut dapat berubah warna menjadi gelap ketika terdapat virus pada antigen tersebut.

Untuk menggunakan tesnya, seseorang dapat menyeka bagian depan hidung mereka dan memasukkannya ke dalam sebuah wadah. Kemudian, kertas antigen tadi dimasukkan ke dalam wadah, dan dalam hitungan menit hasilnya dapat dilihat.

Mina memperkirakan jika 50% masyarakat melakukan tes ini setiap empat hari, negara akan lebih cepat mencapai herd effect yang digadang-gadang selama ini. Berbeda dengan vaksin yang meningkatkan imunitas, tes pribadi seperti ini dapat memetakan kondisi terkini seseorang dan dengan kesadaran dapat menghentikan penyebaran virus apabila positif Covid-19.

Pemerintah dapat mengirimkan juga tes konfirmasi untuk setiap individu yang terkonfirmasi Covid-19 setelah melakukan tes antigen. "Jika positif, lakukan isolasi mandiri, jika negatif lakukan kembali tes antigen di hari berikutnya," kata dia.

Dengan demikian, contact tracing akan diminimalkan karena setiap masyarakat sudah melakukan testing secara mandiri. Sebab, tujuan utama contact tracing adalah untuk meminta seseorang melakukan tes. Pemerintah juga tidak sulit mengumpulkan massa untuk melakukan tes karena masyarakat sudah melakukan tes tersebut sendiri.

Tes ini juga menanggulangi persoalan tingkat keparahan efek samping Covid-19 akibat hasil tes yang kerap mengalami keterlambatan. Selain itu, antigen mampu mendeteksi masyarakat dengan dan tanpa gejala.

Tes semacam ini sudah mulai beredar di beberapa negara, tetapi belum di AS. Hal ini disebabkan karena badan administrasi makanan dan obat-obatan AS (FDA) belum memberikan otorisasi penggunaan ini. Sehingga perlu ada proses otorisasi baru untuk dapat meresmikan tes semacam ini beredar di tengah masyarakat, tanpa penghalang petunjuk medis.

Mina menyebut tidak seperti vaksin, tes ini sudah ada di depan mata dan dapat menjadi solusi untuk pengentasan Covid-19. Pemerintah AS perlu menggelontorkan dana untuk proses produksi massal dengan perkiraan investasi awal sebesar US$ 5 miliar untuk proses produksi, dan ekstra US$ 10 miliar untuk memproduksi 10-20 juta alat tes per hari untuk setahun penuh.

Bersama dengan pakar ekonomi Universitas Harvard, Mina memprediksi biaya serta keuntungan dari tes ini bila disetujui pemerintah. Proses produksi dari Juni sampai Desember 2020 akan menghabiskan US$ 28 miliar.

Namun, proyek ini dapat meningkatkan PDB AS sebesar US$ 395 miliar bahkan dapat mencapai US$ 1 triliun jika virus tersebut tidak mewabah seperti hari ini. 

Penyumbang bahan: Ivan Jonathan

Reporter: Annisa Rizky Fadila
Editor: Yuliawati

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...