Rusia Tarik Pasukan, KBRI Laporkan WNI di Ukraina dalam Kondisi Aman
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kiev, Ukraina menyampaikan kondisi para warga negara Indonesia (WNI) dalam keadaan aman. Situasi di Ukraina tak lagi tegang setelah Rusia menarik 100 ribu pasukannya dari perbatasan.
"Warga setempat terlihat tetap tenang, tidak ada panic buying atau rush mengambil uang di bank setempat," kata KBRI Kiev dalam sebuah pernyataan pada Selasa malam (15/2) dikutip dari Antara.
Menurut pantauan KBRI Kiev, beberapa perwakilan asing di Ukraina memang mengimbau warganya yang tidak memiliki kepentingan mendesak untuk dapat meninggalkan negara itu dan kembali pulang.
"Namun hal tersebut masih sebatas imbauan. Hingga hari ini tidak ada perwakilan asing yang secara aktif mengevakuasi warganya keluar Ukraina," kata KBRI Kiev.
Berdasarkan data KBRI Kiev, saat ini terdapat 138 WNI yang berada di Ukraina. Angka itu turun dari angka sebelumnya 148 orang.
Sebagian WNI yang dalam perjalanan sementara ke Ukraina telah pulang kembali ke Indonesia. KBRI Kiev mengatakan terus menjalin komunikasi dengan para WNI di Ukraina.
"Mereka (para WNI) saat ini dalam kondisi aman, sehat dan tetap tenang," demikian pernyataan KBRI Kiev
Pihak KBRI Kiev juga mengimbau agar para WNI selalu waspada dan selalu memantau informasi resmi yang disampaikan otoritas setempat.
Jika terdapat kondisi mendesak, WNI di Ukraina diimbau untuk segera menghubungi hotline KBRI Kiev pada nomor +380 503347917.
Pemerintah Rusia menarik tentara dari distrik militer Rusia yang berdekatan dengan Ukraina pada Selasa kemarin. Kementerian Pertahanan Rusia dalam pernyataan resminya menyatakan menarik tentara kembali ke pangkalan setelah menyelesaikan latihan militer.
Kantor berita Rusia Interfax mengutip kementerian yang mengatakan bahwa latihan skala besar di seluruh negeri masih berlanjut. Namun, beberapa unit distrik militer Selatan dan Barat telah menyelesaikan latihan mereka dan mulai kembali ke pangkalan.
Meski pemerintah Rusia menyatakan mereka sedang latihan militer, Amerika Serikat dan Inggris menganggap pengerahan tentara 100 ribu tentara dekat perbatasan Ukraina sebagai tanda negara tersebut bersiap perang.
Dikutip dari Reuters, Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss mengatakan Inggris perlu melihat pemindahan besar-besaran pasukan Rusia dari perbatasan dengan Ukraina. Sehingga mereka bisa meyakini bahwa Moskow memang tidak memiliki rencana untuk melakukan invasi.
Kanselir Jerman Olaf Scholz dikabarkan saat ini berada di Moskow untuk bertemu dengan Presiden Vladimir Putin pada Selasa malam. Scholz berkunjung dengan misi mencegah perang. Terdapat kekhawatiran bila perang terjadi akan berdampak besar terhadap stabilitas politik dan ekonomi di Eropa.
Rekaman video yang disediakan oleh kementerian pertahanan Rusia dan diterbitkan oleh kantor berita RIA menunjukkan beberapa tank dan kendaraan lapis baja lainnya dimuat ke gerbong kereta api.
Kementerian mengatakan akan menggunakan truk untuk memindahkan beberapa perangkat keras sementara beberapa pasukan akan berbaris ke pangkalan sendiri.
Rusia telah mengumpulkan lebih dari 100 ribu tentara di dekat perbatasan Ukraina, termasuk kontingen besar dalam latihan bersama di Belarus hingga 20 Februari. Artinya Ukraina hampir dikepung oleh militer Rusia.