Harga Minyak Kembali Naik Akibat Berakhirnya Lockdown di Cina

Muhamad Fajar Riyandanu
7 Juni 2022, 11:51
harga minyak, cina
ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song/WSJ/cf
Kondisi di kawasan pusat perbelanjaan saat karantina atau lockdown di Shanghai, China, Kamis (26/5/2022).

Harga minyak mentah dunia naik tipis pada Selasa (7/6) akibat pelonggaran pembatasan Covid-19 di Cina yang diperkirakan meningkatkan permintaan minyak. Tingginya harga minyak juga dipengaruhi oleh langkah anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC+) yang belum meningkatkan produksi minyak.

Pada Selasa pagi, minyak mentah jenis Brent menjadi US$ 119,70 barel. Naik 19 sen, atau 0,2%. Sementara minyak mentah merek West Texas Intermediate (WTI) naik 25 sen, atau 0,2%, menjadi US$ 118,75 per barel. Benchmark mencapai level tertinggi sejak tiga bulan terakhir di level $120,99.

Analis dari ANZ Research yang dikutip Reuters pada Selasa (7/6) menyebutkan berakhirnya pembatasan atau lockdown di Cina bakal meningkatkan permintaan minyak dalam beberapa minggu mendatang.

Aktivitas di Beijing dan pusat komersial Shanghai telah kembali normal dalam beberapa hari terakhir usai dua bulan menjalani lockdown untuk membendung wabah Covid-19 varian Omicron. Pada Senin kemarin, sebagian besar wilayah Beijing mencabut aturan larangan lalu lintas dan restoran mulai dibuka untuk layanan makan di tempat.

Kenaikan harga minyak mentah dunia juga didorong oleh langkah pengekspor minyak utama Arab Saudi Aramco yang menaikkan harga jual resmi (OSP) bulan Juli ke pasar Asia sebesar US$ 2,10 dari Juni menjadi premi $6,50 di atas harga Oman/Dubai. Hal tersebut mereka lakukan karena kekhawatiran gangguan pasokan minyak mentah Rusia.

Pekan lalu, OPEC+, memutuskan untuk meningkatkan produksi untuk Juli dan Agustus sebesar 648.000 barel per hari, atau 50% lebih banyak dari yang direncanakan sebelumnya. Peningkatan target tersebut tersebar di seluruh anggota OPEC+. Namun, ada negara anggota yang terhambat dalam upaya meningkatkan produksi, termasuk Rusia, yang menghadapi sanksi Barat.

"Sementara peningkatan target bulanan baru terus didorong oleh kontribusi proporsional dari semua peserta, termasuk Rusia, tidak realistis untuk mengharapkan peningkatan yang mendekati angka utama," kata Stephen Innes, Managing Partner di SPI Asset Management, dalam sebuah catatan.

Berdasarkan jajak pendapat Reuters pada Senin kemarin menunjukkan persediaan minyak mentah Amerika Serikat kemungkinan turun minggu lalu, sementara stok bensin dan sulingan kemungkinan naik.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...