Wood Mackenzie: Harga Minyak Akan Tetap Tinggi hingga 2023

Muhamad Fajar Riyandanu
17 Juni 2022, 14:48
minyak
ANTARA FOTO/REUTERS/Yoruk Isik/HP/dj
Kapal tanker minyak berbendara Rusia, Pegas, terlihat di pelabuhan di Marmara Ereglisi, bagian barat Turki, 16 Januari 2022.

Harga bahan bakar minyak diperkirakan tetap tinggi hingga tahun depan. Sebuah lembaga riset dan konsultasi energi global, Wood Mackenzie, menyebut kenaikan harga dipengaruhi gangguan pasokan minyak Rusia di tengah tingginya permintaan minyak setelah aktivitas masyarakat pulih dari pandemi Covid-19.

Konsultan Wood Mackenzie mengatakan tekanan pasokan minyak akan mereda pada paruh kedua tahun depan. Penyebabnya beberapa kilang besar baru di Timur Tengah mulai beroperasi. 

Advertisement

Analis Wood Mackenzie Alan Gelder menyampaikan saat ini rekor harga bensin dan solar di Amerika Serikat, Eropa dan di tempat lain telah meredakan permintaan minyak global sekitar satu juta barel per hari (bph). Jumlah ini setara 1% dari permintaan global. "Sistemnya terlihat sangat ketat sampai kapasitas (pemurnian) baru muncul," kata Gelder kepada Reuters pada Jumat (16/6).

Lebih lanjut, kata Wood Mackenzie, keuntungan yang diperoleh kilang dari penyulingan minyak mentah menjadi bahan bakar seperti bensin dan solar mencapai rekor tertinggi sekitar US$30 per barel.

Embargo yang diterapkan oleh Uni Eropa terhadap minyak Rusia pada Februari lalu telah menyebabkan produksi minyak mentah Rusia dan produksi kilang lebih rendah. Hal tersebut berdampak pada terganggunya aliran minyak di seluruh dunia dan mendorong harga minyak lebih tinggi.

Wood Mackenzie memperkirakan harga minyak mentah di tahun depan berada di rata-rata US$ 100 per barel. Angka ini lebih rendah dibandingkan perkiraan rata-rara harga minyak saat ini di kisaran US$ 110 per barel.

Sementara itu tolak ukur harga minyak mentah jenis Brent saat ini mendekati US$ 120 per barel. "Tahun depan, rata-rata margin penyulingan global diperkirakan akan melampaui kisaran rata-rata lima tahun mereka, meskipun "tidak sehebat 2022," kata Gelder.

Gelder melanjutkan, saat ini sektor penyulingan beroperasi maksimal dengan memprioritaskan pada bahan bakar jenis diesel. Walau begitu, pasokan tetap tidak mencukupi untuk memenuhi permintaan karena ekonomi terus pulih dari pandemi Covid-19. Permintaan dari pasar diesel dan minyak gas masih kekurangan pasokan sekitar 800.000 barel per hari.

Lonjakan harga bahan bakar telah menekan anggaran rumah tangga karena biaya perjalanan dan transportasi meningkat di banyak bagian dunia. Guna meringankan beban tersebut, WoodMac berharap kapasitas penyulingan baru di sejumlah negara dapat meningkatkan volume hingga 2,5 juta barel per hari selama tiga kuartal berikutnya.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement