Jokowi Dorong Pengusaha Kembangkan Sorgum untuk Gantikan Gandum
Pemerintah tengah mendorong substitusi produk impor di tengah krisis pangan. Presiden Joko Widodo pun mengajak para pengusaha untuk menanam sorgum guna menekan impor gandum.
Indonesia masih mengimpor gandum hingga 11 juta ton. "Di Indonesia tidak bisa nanam gandum. Artinya, saya ajak Bapak Ibu tanam sorgum," kata Jokowi saat pengarahan kepada Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Provinsi se-Indonesia, Jakarta, Selasa (23/8).
Kepala Negara mengatakan, gandum dapat dicampur dengan singkong, sagu, hingga sorgum. Untuk itu, dia mendorong peningkatan produksi sorgum.
Jokowi menyebutkan, gandum tumbuh subur di Nusa Tenggara Timur (NTT). Meskipun memiliki lahan marginal, sorgum dapat tumbuh di Waingapu, NTT.
Jokowi pernah mengunjungi ladang sorgum PT Ade Agro Industri di Waingapu pada awal Juni lalu. Perusahaan tersebut menanamkan sorgum seluas 100 hektare.
Presiden menjelaskan, NTT memiliki lahan yang luas. "Coba saja dulu tanam 10 hektare," kata Jokowi.
Selain itu, ia juga menyinggung upaya mengurangi impor jagung. Saat ini, permintaan jagung sangat tinggi untuk konsumsi masyarakat maupun pakan ternak.
Tak hanya itu, jagung juga dikonsumsi untuk masyarakat di dalam dan luar negeri.
Adapun, impor jagung di Indonesia masih mencapai 800 ribu ton. Meski begitu, impor jagung itu telah menurun dibandingkan tujuh tahun lalu yang mencapai 3,5 juta ton. "Ini peluang, jagung di manapun tanam, tumbuh," katanya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi gandum per kapita penduduk Indonesia pada 2019 mencapai 30,5 kg/ tahun. Kebutuhan gandum terbesar ialah untuk industri produk pangan olahan, seperti mie instan, kue, dan roti.
Saat ini, kondisi pangan dunia tengah mendapatkan tekanan akibat pandemi Covid-19, perubahan iklim, serta perang Ukraina-Rusia yang mengancam krisis pangan global. Untuk itu, pemerintah mensubtitusi kebutuhan bahan pangan impor dengan bahan baku lokal.
Sejak perang Rusia-Ukraina atau mulai Februari., harga gandum terus meningkat.Tren peningkatan harga gandum telah menunjukkan tanda-tanda mereda pada Juli. Bank Dunia melaporkan bahwa harga gandum tumbuh 29,98% ke US$382,5 per ton pada Juli dari tahun sebelumnya.
Ini merupakan laju pertumbuhan tahunan paling lambat setidaknya sejak perang Rusia-Ukraina, berikut grafik Databoks: