Mengapa Banyak Startup India Ekspansi ke Indonesia?

Fahmi Ahmad Burhan
2 Maret 2021, 17:54
Ilustrasi, tampilan kamar hotel OYO
oyo
Ilustrasi, tampilan kamar hotel OYO

Startup teknologi asal India terus melebarkan sayap ke pasar Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Deretan startup seperti OYO, Ola, Meesho, Livspace, hingga Pine Labs menyasar pasar yang dianggap memiliki kesamaan kultur dan demografi dengan Negeri Bollywood itu.

Kesamaan kultur dan demografi antara India dan Indonesia diperkirakan akan membuat model bisnis di kedua negara mudah untuk diterapkan. "Hal ini membuat pangsa pasar Indonesia menjadi menarik bagi startup dari India untuk berekspansi," kata Bendahara Asosiasi Modal Ventura Seluruh Indonesia (Amvesindo) Edward Ismawan Chamdani kepada Katadata.co.id, Selasa (2/3).

Adaptasi startup India ketika masuk pasar Indonesia juga mudah. Startup India hanya perlu sedikit melakukan kustomisasi atau personalisasi pada model bisnisnya di Indonesia.

Analisis DataLabs menyebutkan 35 perusahaan rintisan besar India pada tahun lalu telah memiliki rencana besar untuk memperluas operasi mereka ke pasar Asia Tenggara, seperti Indonesia, Singapura, Filipina, Thailand, dan Vietnam.

Sebagian startup ini telah beroperasi di Indonesia, seperti jaringan hotel OYO yang berekspansi ke Indonesia sejak 2018. Di awal kemunculannya itu, OYO bahkan menganggarkan dana US$ 100 juta atau sekitar Rp 1,5 triliun untuk ekspansi ke 35 kota di Indonesia. "Masuk ke Indonesia adalah langkah relevan untuk memimpin pasar," kata pendiri sekaligus CEO OYO Hotels Ritesh Agarwal ketika peluncuran OYO di Indonesia.

Platform social commerce Meesho yang didukung Sequoia Capital India juga masuk Indonesia pada awal 2020. Perusahaan menargetkan bisa menggaet sejuta reseller di Indonesia. Platform ritel mobil CarDekho, telah berekspansi ke Indonesia pada 2016 melalui usaha patungan dengan konglomerat media lokal Emtek Group.

Platform renovasi dan interior rumah Livspace juga telah mengumumkan niatnya untuk berekspansi lebih jauh ke Indonesia dan Malaysia. Livspace hingga saat ini sudah beroperasi di Singapura.

Investor Startup India dan Indonesia Bersinggungan

Amvesindo menyebut iklim investasi startup antara India dan Indonesia saling berkaitan. Amvesindo pun beberapa kali menjalin kerja sama dengan inkubator startup dari India seperti India Fund Fest, lalu membuat acara serupa Indonesia Fund Fest.

Modal ventura seperti Sequoia Capital India dan Jungle Ventures yang berbasis di Singapura juga aktif berinvestasi di startup India maupun Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Pada 2019 lalu, Sequoia Capital India misalnya berinvestasi pada startup Kopi Kenangan senilai US$ 20 juta (sekitar Rp 288 milliar). Kemudian, awal tahun ini, startup investasi reksa dana Bibit memperoleh pendanaan US$ 30 juta juga dari Sequoia Capital India.

Sequoia Capital India ini yang juga mendanai beberapa startup seperti Meesho, Pine Labs, dan CarDekho. Sedangkan, Livspace didukung oleh Jungle Ventures.

Startup dalam negeri juga melirik India karena kesamaan kultur. Decacorn Tanah Air Gojek pada 2019 lalu berinvestasi US$ 5 juta atau sekitar Rp 70 miliar untuk startup India di bidang restoran khusus delivery Rebel Foods. Dua petinggi Gojek yakni co-CEO Kevin Aluwi dan Head of Merchant Ryu Suliawan juga berinvestasi di startup digitalisasi warung di India, m.Paani.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...