Profil ADIA, Perusahaan Asal UEA yang Suntik Modal ke GoTo
Perusahaan investasi asal Uni Emirates Arab (UEA), Abu Dhabi Investment Authority (ADIA) menandatangani kesepakatan investasi dengan perusahaan teknologi Tanah Air, GoTo Group. Investasi di perusahaan digital bukan yang pertama buat ADIA. Perusahaan ini pernah menyasar startup komputasi awan (cloud) hingga teknologi finansial (fintech).
ADIA merupakan lembaga pengelola dana investasi atau sovereign weath fund (SWF) global milik pemerintah UEA. ADIA yang berdiri pada 1976 bertugas menginvestasikan dana atas nama pemerintah UEA melalui strategi yang berfokus pada penciptaan nilai jangka panjang.
Perusahaan berinvestasi di perusahaan teknologi asal Indonesia GoTo Group. ADIA menyuntikkan dana sebesar US$ 400 juta atau lebih Rp 5,7 triliun kepada GoTo.
ADIA menjadi investor terbaru yang masuk ke dalam daftar investor global di GoTo saat ini, menyusul Alibaba Group, Astra International, Facebook, Global Digital Niaga (GDN), Google, KKR, PayPal, Sequoia Capital India, SoftBank Vision Fund 1, Telkomsel, Temasek, Tencent dan Warburg Pincus.
Investasi ADIA di GoTo merupakan investasi pertama terhadap perusahaan teknologi Asia Tenggara, dan sekaligus investasi terbesarnya di Indonesia.
Direktur Eksekutif Departemen Private Equities ADIA, Hamad Shahwan Al Dhaheri mengatakan investasi di GoTo sejalan dengan berbagai tema investasi utama ADIA, termasuk pertumbuhan ekonomi digital di negara-negara Asia Tenggara yang berkembang pesat.
"Kami telah mengikuti dengan cermat Gojek dan Tokopedia dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan inovasi di kawasan ini, bahkan sebelum mereka bersatu,” ujar Al Dhaheri dalam siaran pers, Rabu (20/10).
ADIA memiliki portofolio pada sejumlah investasi seperti di sektor infrastruktur hingga sektor keuangan. Dikutip dari Crunchbase, jumlah Investasi ADIA mencapai 27 perusahaan di Amerika Serikat (AS), India, dan Eropa.
Di Amerika, ADIA berinvestasi terhadap startup cloud yakni Alight Solutions pada Juli 2021. Pada pendanaan itu, Alight Solutions telah mengumpulkan dana sebesar US$ 1,6 miliar. Selain itu, ADIA juga berinvestasi di perusahaan farmasi Gossamer Bio dan Moderna.
Di India, ADIA juga terlibat dalam pendanaan terhadap startup teknologi finansial (fintech) pembayaran MobiKwik pada Juni 2021. Pada saat itu, MobiKwik berhasil mengumpulkan dana US$ 20 juta dari ADIA.
Kemudian, ADIA juga terlibat dalam pendanaan pada perusahaan telekomunikasi Relience Jio. ADIA juga menyasar sektor energi terbarukan melalui investasinya di perusahaan Renew dan Greenko di India.
Adapun di Eropa, ADIA telah membeli saham minoritas di perusahaan penyedia perangkat lunak (software) perawatan kesehatan Dedalus. ADIA juga berinvestasi di platform jual beli online mobil bekas, Constellation Automotive.
ADIA juga berinvestasi di startup kesehatan Okadoc di Uni Emirat Arab. Dalam putaran pendanaan terbaru, Okadoc telah mengumpulkan pendanaan sebesar US$ 10 juta.
Selain di sektor digital, ADIA juga telah menyasar pasar Indonesia ke perusahaan penyedia infrastruktur telekomunikasi EdgePoint Infrastructure. Nilai investasi ADIA di EdgePoint Infrastructure mencapai US$ 500 juta.
EdgePoint Infrastructure mempunyai 10.000 menara telekomunikasi di Asia Tenggara, diantaranya di Indonesia melalui PT Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk.
ADIA juga berinvestasi di jalan tol Indonesia melalui Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Indonesia Investment Authority. Pada Mei lalu, LPI membentuk konsorsium dengan lembaga investasi global salah satunya dengan ADIA.
Konsorsium itu akan melihat peluang investasi di bidang pengelolaan jalan tol dengan potensi dana kelolaan mencapai US$ 3,75 miliar atau Rp 54 triliun.