Bos IMF Dipertahankan, Dianggap Tak Terbukti Manipulasi Data EoDB
Dewan Eksekutif Dana Moneter Internasional (IMF) mempertahankan Kristalina Georgieva sebagai Direktur Pelaksana IMF. Keputusan ini setelah dewan menyelidiki tuduhan manipulasi data Kemudahan Berusaha atau Easy of Doing Business (EoDB) yang dikeluarkan Bank Dunia.
"Setelah melihat semua bukti yang disajikan, Dewan Eksekutif menegaskan kembali kepercayaan penuhnya pada kepemimpinan Direktur Pelaksana dan kemampuannya untuk terus menjalankan tugasnya secara efektif," tulis dalam keterangan resmi IMF yang dikutip dari CNBC International, Selasa (12/10).
Dewan yang beranggotakan 24 orang tersebut menyebut informasi yang disajikan selama proses peninjauan tidak secara meyakinkan menunjukkan adanya keterlibatan dan peran Georgieva dalam skandal tersebut.
Georgieva menjabat sebagai kepala Bank Dunia saat terseret dalam skandal tersebut. Ia bersama mantan Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim dituduh terlibat memanipulasi data EoDB Cina pada tahun 2018.
Peringkat kemudahan berusaha Cina awalnya di urutan 85, tetapi intervensi orang dalam tersebut mendongkrak peringkatnya ke urutan 78. Peringkat Cina terus naik, pada 2019 naik ke peringkat 46, kemudian posisi 31 pada tahun lalu.
Selain Cina, laporan tersebut juga mengungkap keduanya terlibat untuk menaikan peringkat Arab Saudi pada tahun 2018. Serta peringkat Uni Emirat Arab dan Azerbaijan dalam laporan EoDB tahun lalu.
Georgieva telah membantah tuduhan tersebut dengan mengatakan hasil penyelidikan WilmerHale salah. Ia dituduh meminta stafnya untuk meningkatkan peringkat Cina. "Tidak ada hal seperti itu yang terjadi dan tidak akan pernah terjadi hal seperti itu di bawah kepemimpinan saya," kata Georgieva seperti dikutip dari Reuters akhir bulan lalu.
Tak hanya membantah keterlibatannya, ia menuduh kantor mantan Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim di balik manipulasi itu. Georgieva bahkan mengklaim dirinya justru ikut andil memblokir proposal staf Kim yang hendak memanipulasi laporan EoDB Cina dengan memasukkan data Hong Kong pada 2018. Proposal tersebut berpotensi mendongkrak peringkat negeri tirai bambu tersebut.
Negara-negara di Eropa seperti Prancis, Jerman, Italia, dan Inggris dilaporkan mendukung Georgieva untuk tetap menjadi pemimpin IMF selama proses penyidikan beberapa pekan terakhir. Namun, beberapa pejabat di Amerika Serikat sedikit lebih skeptis.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen secara terpisah memberikan pernyataannya bahwa akan terus memantau perkembangan temuan WilmerHale. "AS percaya langkah proaktif harus diambil untuk memperkuat integritas dan kredibilitas data di IMF," tulis Yellen dalam pernyataan resminya.