Rupiah Anjlok ke 15.700/US$ di Tengah Penantian Hasil Pemilu AS
Nilai tukar rupiah dibuka melemah 21 poin ke level RP 15.678 per dolar AS di pasar spot pagi ini. Pelemahan rupiah seiring dolar AS yang rebound setelah muncul ekspektasi bahwa Partai Republik akan gagal menguasai Kongres AS di Pemilu sela kali ini.
Mengutip Bloomberg, rupiah anjlok ke Rp 15.714 pada pukul 09.30 WIB. Ini semakin jauh dari posisi penutupan kemarin di Rp 15.657 per dolar AS.
Mayoritas mata uang Asia lainnya juga melemah terhadap dolar AS pagi ini. Won Korea Selatan melemah 0,38% bersama peso Filipina 0,30%, yuan Cina 0,43%, ringgit Malaysia 0,28%, baht Thailand 0,19% dan dolar Hong Kong 0,01%. Sebaliknya, yen Jepang menguat 0,15% bersama rupee India 0,59% dan dolar Singapura 0,04%.
Analis DCFX Lukman Leong memperkirakan rupiah akan melemah hari ini imbas penguatan dolar setelah ekspektasi Republik tak akan menguasai Kongres sepenuhnya di hasil Pemilu sela kali ini. Kurs rupiah diperkirakan bergerak di rentang Rp 15.600-Rp 15.700 per dolar AS.
"Rupiah diperkirakan akan sedikit melemah oleh rebound pada dolar AS setelah partai Republik kemungkinan gagal mendominasi pemilihan umum mid-term di AS, meredakan kekhawatiran investor akan ketidakpastian kebijakan fiskal pemerintah AS," kata Lukman dalam risetnya, Kamis (10/11).
Pemilu sela AS memilih perwakilan untuk Kongres AS, yani anggota DPR dan Senat AS. Dalam hasil sementara, Republik tampaknya akan unggul tipis, tetapi tidak sebesar yang diekspektasikan sebelumnya. Presiden Joe Biden dalam keterangan juga optimistis 'gelombang merah' yang merupakan simbol dari Parti Republik tak akan berhasil menguasai Pemilu. Ekspektasi yang berkembang, Republik akan gagal menguasai dua kamar, kemungkinan hanya unggul di DPR tetapi Senat masih dikuasai Demokrat.
Namun data-data ekonomi domestik seperti pertumbuhan ekonomi yang kuat sedikit banyak memberi dukungan kepada rupiah. Data-data ini bisa menahan agar pelemahan tidak terlalu dalam.
Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra memperkirakan rupiah masih berpeluang menguat hari ini seiring tren depresiasi dolar AS beberapa hari terakhir. Kurs rupiah diperkirakan akan bergerak di rentang Rp 15.630-Rp 15.680 per dolar AS.
"Pelemahan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya pekan ini karena The Fed pada pertemuan pekan lalu membuka peluang perlambatan kenaikan suku bunga acuannya," kata Ariston dalam risetnya.
Namun penguatan rupiah kemungkinan terbatas menanti rilis data inflasi AS yang akan dirilis malam ini. Pelaku pasar menanti data inflasi AS ini karena menjadi patokan bagi The Fed untuk menentukan arah kebijakan moneternya ke depan.
Ada kemungkinan data inflasi AS nanti malam masih menunjukan tren tinggal di kisaran 8%. "Jika inflasi masih tinggi, pasar berekspektasi The Fed masih akan menaikkan suku bunga acuannya ke depan, dan ekspektasi ini bisa mendorong penguatan dolar lagi," kata Ariston.