Pasar Likuiditas Makin Ketat
KATADATA ? Sepanjang kuartal I-2014 tingkat likuiditas di pasar uang Indonesia semakin ketat. Ini terlihat dari pertumbuhan uang beredar yang mengalami perlambatan sejak pertengahan tahun lalu.
Berdasarkan data Bank Indonesia, baik jumlah uang beredar sempit atau narrow money (M1) dan jumlah uang beredar luas atau broad money (M2) mengalami perlambatan pertumbuhan. Keduanya bahkan mengalami pertumbuhan terendah sejak 2011.
Pada Maret 2014, pertumbuhan M1 yang terdiri dari uang kartal (uang tunai) di masyarakat dan simpanan giro turun menjadi 5,36 persen dari 6,1 persen pada bulan sebelumnya. Sementara pertumbuhan M2, yang terdiri dari M1 dan simpanan nasabah, hanya naik 10 persen dari 10,9 persen pada Februari 2014.
Bank Indonesia menyebutkan melambatnya pertumbuhan uang beredar luas tersebut disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) di setiap jenis simpanan. Pada Maret 2014, total DPK sebesar Rp 3.521,7 triliun atau tumbuh 10,3 persen, lebih rendah dari Februari yang naik 11,2 persen.
Perbankan pun saling bersaing merebut dana simpanan nasabah. Hal ini terlihat dari tingkat suku bunga yang ditawarkan perbankan yang menunjukkan kenaikan. Menurut catatan BI, rata-rata suku bunga berjangka 3, 6, dan 12 bulan pada Maret masing-masing sebesar 8,27 persen, 8,24 persen, dan 7,41 persen.
Tingkat suku bunga rata-rata deposito ini meningkat dari bulan sebelumnya yang tercatat masing-masing sebesar 8,05 persen, 8,21 persen, dan 7,18 persen. ?Kenaikan suku bunga simpanan tersebut diiringi oleh peningkatan suku bunga kredit. Rata-rata suku bunga kredit di Maret 2014 sebesar 12,57 persen naik dibandingkan Februari 12,55 persen,? sebut laporan BI.
