Menkeu Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III Hanya 5,4 Persen

Image title
Oleh
2 September 2014, 20:15
Chatib Basri
Donang Wahyu|KATADATA
KATADATA | Donang Wahyu

KATADATA ? Menteri Keuangan Chatib Basri memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal III-2014 hanya mencapai 5,4 persen. Angka tersebut lebih kecil dibandingkan kuartal III-2013 yang mencapai 5,62 persen.

Perlambatan pertumbuhan ini dipengaruhi belanja barang modal yang melambat 9,97 persen sepanjang Januari hingga Juli tahun ini. Lambannya pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2014 oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), menjadi penyebab melambatnya belanja barang modal tahun ini. Terlebih anggaran Kementerian dan Lembaga dipangkas Rp 43 triliun.

"Sekarang akan jalan lagi (impor barang modal), jadi mudah-mudahan kuartal tiga 2014 bisa tumbuh 5,4 persen, sehingga akhir tahun pertumbuhan kita 5,3 persen," ujarnya di gedung DPR, Jakarta, Selasa (2/9).

Melambatnya belanja modal tahun ini, kata Chatib, menandakan aktivitas investasi dalam negeri berkurang. Sementara rendahnya aktivitas investasi merupakan dampak dari menurunnya permintaan ekspor.

Hal itu dipengaruhi kondisi ekonomi global. Pertumbuhan ekonomi di beberapa negara tujuan ekspor melambat, seperti Brasil, Singapura, dan Filipina. Memang ada juga beberapa negara tujuan ekspor yang perekonomiannya membaik, seperti India dan Amerika Serikat.

Dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi ini, akan sulit bagi pemerintah untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi tahun ini yang ditargetkan mencapai 5,5 persen. Meski demikian, Chatib tetap optimistis pertumbuhan ekonomi akan meningkat pada kuartal I-2015. Sebab, dampak dari belanja modal terhadap pertumbuhan akan dirasakan dalam tujuh bulan mendatang. 

Senada dengan menterinya, Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan pertumbuhan ekonomi tahun ini hanya bisa mencapai 5,2-5,3 persen. Menurut Bambang, belanja barang modal sekali hanya sekali dibeli, berbeda dengan barang bahan penolong yang yang pembelianya lebih stabil. Makanya pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun masih bisa ditunjang oleh belanja bahan baku penolong.

"Kami tidak mau ekonomi kita dipaksakan tumbuh terlalu tinggi, tetapi rawan terhadap instability di sektor keuangan dan (nilai tukar) rupiah," ujarnya. 

Reporter: Rikawati
Editor: Arsip
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...