Jokowi Akan Tingkatkan Promosi untuk Genjot Ekspor
KATADATA ? Presiden terpilih Joko Widodo akan menggenjot ekspor dengan peningkatan promosi ke luar negeri. Duta besar di Indonesia akan dimanfaatkan untuk melakukan diplomasi ekonomi dan perdagangan.
Menurut Jokowi, duta besar Indonesia tak hanya berperan melakukan diplomasi politik saja, namun juga akan ditugaskan untuk melakukan promosi produk unggulan Indonesia. "Seharusnya duta besar 90 persennya berperan melakukan diplomasi perdagangan," ujar Jokowi di sela acara Trade Expo Indonesia di Jakarta, Rabu (8/10).
Untuk mendapatkan target pembeli, kata Jokowi, promosi yang gencar harus menyasar sebuah kawasan. Datang ke suatu negara dan pameran di sana.
Jokowi mengatakan Indonesia memiliki kekuatan bahan baku mentah seperti kopi, karet dan kelapa sawit. Namun kekuatan ekspor mendatang tak hanya barang mentah saja, tetapi diubah ke barang setengah jadi atau barang jadi.
Menteri Perdagangan M Lutfi menambahkan salah satu upaya menggenjot ekspor memang dengan menggalakkan pameran produk dalam negeri untuk menarik para pembeli. Terlebih di tengah pelemahan ekspor yang menurun karena harga komoditas yang melemah. Padahal ekspor terbesar Indonesia berasal dari komoditas seperti crude palm oil (minyak sawit mentah), karet dan kayu. Harga kelapa sawit yang awal tahun mencapai US$ 970 per ton, menurun menjadi US$ 720 per ton.
Menurut Lutfi dengan menggalakkan pameran terbukti efektif meningkatkan pembeli. Pembeli produk Indonesia dari luar negeri tahun ini mencapai 14 ribu, atau naik hampir 140 persen dibanding tahun sebelumnya. "Perwakilan luar negeri kami teror terus, mana buyer-nya (pembeli). Makanya banyak yang datang," katanya.
Dengan peningkatan itu, Lutfi menargetkan transaksi Trade Expo Indonesia tahun ini bisa mencapai US$ 800 juta, atau tumbuh 10 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang nilai transaksinya mencapai US$ 662 juta. (Baca: RI Akan Jadi Produsen Otomotif Dunia)