Sofyan Optimistis Indeks Saham Segera Pulih
KATADATA ? Penyerapan anggaran pemerintah yang mulai meningkat pada kuartal II ini akan berdampak positif terhadap kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan, belanja pemerintah itu akan memperbaiki struktur perekonomian di dalam negeri. Alhasil, pertumbuhan ekonomi akan lebih terakselerasi yang akan menumbuhkan sentimen positif di kalangan pelaku bursa.
?Kita mempercepat realisasi anggaran. Itu akan menambah injeksi dana ke masyarakat, sehingga pertumbuhan ekonomi bertambah, dan investor akan kembali (masuk ke pasar domestik). Mudah-mudahan, Mei kurvanya (IHSG) positif,? kata dia di kantornya, Jakarta, Kamis (30/4).
Dia menganggap fenomena pelemahan indeks yang terjadi saat ini sebagai hal yang wajar, dan hanya akan terjadi sesaat. Apalagi, kinerja perusahaan dengan kapitalisasi pasar besar tidak sesuai target pada kuartal I.
?Jadi ini merupakan reaksi sesaat investor, yang paling penting itu apa yang akan kami (pemerintah) lakukan,? ujarnya. (Baca: Pasar Saham Anjlok Sesudah Eksekusi Mati)
Pemerintah, lanjut Sofyan, akan memberikan sejumlah kemudahan bagi perusahaan yang akan menamkan modalnya di Tanah Air, berupa pemberian fasilitas perpajakan atau tax allowance. Ini diharapkan menjadi salah satu faktor perbaikan iklim investasi.
Dalam perdagangan hari ini, IHSG ditutup melemah 0,37 persen atau sebesar 19,138 poin ke level 5.086,4. Investor asing tercatat melakukan aksi jual senilai Rp 5,9 triliun.
Sedangkan dari sisi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, ditutup menguat menjadi Rp 12.930 dari penutupan kemarin sebesar 12.895 per dolar. (Baca: Kinerja IHSG yang Terendah Sejak Jokowi Presiden)
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Ito Warsito mengatakan, IHSG akan membaik ketika laporan keuangan emiten telah diumumkan seluruhnya. Menurutnya, keluarnya modal asing dari pasar modal dalam jumlah besar pada pekan ini karena respons negatif investor terhadap laporan keuangan beberapa emiten.
Selain itu, turunnya kinerja beberapa emiten juga menunjukkan adanya indikasi perlambatan ekonomi pada kuartal I.
Ito menilai, penurunan indeks ini hanya bersifat jangka pendek, karena situasinya berbeda dengan kondisi pada Mei 2013. Pada saat itu, pelemahan indeks dibarengi dengan pelemahan nilai tukar rupiah. Begitu pula dengan neraca perdagangan yang defisit.
Sementara yang terjadi saat ini, kurs rupiah terhadap dolar AS masih tercatat baik, dan diikuti oleh surplus neraca dagang US$ 2,43 miliar. (Baca: IHSG Jatuh Setelah Jokowi Kritik Bank Dunia dan IMF)
?Ini (pelemahan indeks) koreksi yang sehat, karena indeks akan jadi kompetitif (dalam hal) price to earning rasio dengan bursa regional lain.?
Ito juga menyampaikan, penurunan IHSG ini tak ada hubungannya dengan faktor politik. Seperti, pernyataan Presiden Joko Widodo terkait utang kepada Dana Moneter Internasional (IMF) atau sikapnya atas kisruh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Polri. Juga, tak terkait dengan eksekusi terhadap terpidana mati.
?Itu (penurunan IHSG ketika Jokowi berpidato di Konferensi Asia Afrika) hanya kebetulan. Nggak ada hubungannya dengan itu,? tutur Ito.